Sistem Traveller Jembatan Barelang

211

Dari kajian teknis, maka diputuskan untuk memilih pembangunan infrastruktur sebagai pemicu pembangunan pulau-pulau lainnya yaitu dengan pembangunan enam buah jembatan yang menghubungkan ke-tujuh pulau dengan panjang 2264 meter.

Pembangunan ke-enam jembatan dimulai bulan Oktober tahun 1993 dan selesai secara bertahap mulai tahun 1996 sampai dengan bulan Januari 1998. Ke-enam jembatan ini memiliki bentang dan konstruksi yang berbeda satu sama lain yaitu: Jembatan #1 Cable-Stayed, bentang utama 350 m (642 m); Jembatan #2 Balance Cantilever Single Box Girder, bentang utama 160 m (420 m); Jembatan #3 Segmental Concrete Box Girder, bentang utama 45 m (270 m); Jembatan #4 Balance Cantilever Double Box Girder, bentang utama 145 m (365 m); Jembatan #5 Arch Bridge, bentang utama 245 m (385 m) dan Jembatan #6 Segmental Concrete Box Girder, bentang utama 45 m (180 m).

Struktur Jembatan

Cable-Stayed terdiri dari 2 element utama, pylon dan sistem kabel. Pylon pada struktur jembatan modern sering terbuat dari beton dikarenakan bahan dari beton murah. Bentuk kabel pada pylon dapat menerus melalui pylon atau diangkerkan pada pylon. Sistem kabel terdiri dari kawat baja termasuk sistem angker, sistem proteksi dan sistem proteksi cuaca luar.


Pylon

Cara pelaksanaan jembatan ini menggunakan pylon yaitu dengan memanfaatkan peralatan Climbing Form.  Secara umum dapat digambarkan bahwa untuk membuat kaki pylon, climbing form ini selalu bertumpu pada bagian yang sudah buat sebelumnya. Pada saat bertumpu pada bagian kaki pylon yang ada, dilakukan pengerjaan bagian dimuka/didepan atau di atasnya dan setelah selesai serta beton sudah cukup kuat, climbing form dipindahkan pada bagian yang baru dibuat dan seterusnya menumpu pada bagian ini, dan kemudian kembali untuk mengerjakan bagian dimukanya dan seterusnnya. Cara demikian juga yang dilakukan untuk pekerjaan lantai kendaraan. Peralatan kerja untuk lantai kendaraan pada kedua jembatan kembar ini biasanya disebut dengan Traveller Formwork, namun dasar cara kerja dan prosedurnya sama dengan cara kerja climbing form.


Cable Type

Berupa untai kawat galvanis (galvanized wire rope), galvanized locked coil, galvanized strand dan batang, stands atau kawat yang digrouting. Biasanya untuk struktur cable-stayed di dunia saat ini, sistem yang disukai terdiri dari kabel penggantung yang terbuat bundel dari 20 sampai 80 strands yang disusun paralel, setiap strand terdiri dari 7 wires (kawat) yang dipuntir bersama-sama. Strand 7 wires tersebut adalah yang biasanya digunakan pada struktur beton pratekan dan banyak tersedia dipasaran dan mudah disimpan.
Galvanized strand
Galvanized locked coil
Galvanized wire rope

Proteksi Karat

Sistem proteksi jembatan berupa pelapisan epoxy pada pipa polyethylene. Ruang kosong antara pipa polyethylene dan kabel diinjeksi dengan grouting cementitious. Kemudian pipa polyethylene dibungkus dengan polyvinyl flouride tape yang awet (PVF) untuk melindungi dari radiasi ultraviolet.

Grouting cementitious
Grouting cement pump
Cementitious Pressure Grouting

Angker Kabel

Menurut kuantitas kabel, angker akan bervariasi. Untuk jembatan tertentu, dengan sedikit kabel penggantung, akan besar gaya kabelnya, sehingga dengan demikian jembatan dengan sedikit kabel penggantung cenderung sistem angkernya besar dan rumit pada hubungan dengan tower dan bangunan atas. Untuk maksud pemeriksaan dan perbaikan, karena konsentrasi gaya pada angker atau transfer melalui angker sangat besar. Pemeliharaan sistem proteksi dari angker menjadi perioritas utama. Hal ini berlaku pada jembatan Batam-Toton yang jumlah kabel strand penggantung berkisar antara 31 strand sampai dengan 91 strand untuk satu bundel.

Angker

Komponen Utama Inspeksi

Pembungkus kabel

Kabel dibungkus dengan polyethylene High-density telescopic pipe dengan neoprene boots dan dengan damper internal dan external pada ujung angker

Sistem Damping

internal maupun external. Cara operasi dan cara penyesuaian dari sistem ditentukan oleh pabrik pembuat dan harus menjadi bagian dari manual pemeliharan jembatan.

Angker Kabel

Angker kabel harus diperiksa terutama menyangkut hal-hal berikut :

  • Ketahan rembesan air dari penutup (boot) neoprene pada ujung pipa-pipa pengarah.
  • Jika tersedia lubang air, periksa drainase ruangan antara pipa-pipa pengarah dan transisi. Ruangan ini harus sering diperiksa kemungkinan terjadi penimbunan air.
  • Proteksi korosi dari sistem angker. Permukaan baja yang ter-ekspos harus diperiksa kekerasan sistem cat (pelindung). Galur (thread) dari bagian yang bergerak termasuk juga ring, mur, kepala baut dan lain sebagainya, yang biasanya diproteksi dengan grease atau oli lainnya, harus diperiksa untuk menyakinkan konituitas pelumasan.
  • Sistem damping internal harus diperiksa sesuai dengan rekomendasi fabrik pembuat.

Kabel

Bergelombangnya kabel dapat menunjukan kerusakan atau putusnya kawat baja atau terjadinya distorsi yang di akibatkan selama proses pelaksanaan.

Prosedur Pemeliharaan dan Rehabilitasi

Kabel

Kabel penggantung baja yang digrouting sesungguhnya tidak memerlukan pemeliharan. Pada strand yang dilindungi dengan grouting di dalam duct, pemeliharaan lebih ditujukan pada pemeliharaan sistem proteksinya saja. Jika strand rusak akibat korosi atau keadaan lainnya, keseluruhan kabel harus diganti. Di dalam manual operasi harus juga dicantumkan cara yang harus diikuti dalam penggantian kabel penggantung (stay cable).

Proteksi Kabel

Meliputi juga pengecatan pembungkus kabel baja atau pembungkusan kembali dari pembungkus polyethylene kabel. Pemeliharan ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan lokasi. Biasanya, pengecatan kembali dari pembungkusan baja diperlukan setiap 15 sampai 20 tahun.

Proteksi Angker dan Sistem Damping

Setiap kerusakan pada sistem kedap air dari pipa pengarah dan koneksi pipa transisi harus segera diperbaiki. Pelapisan proteksi harus sesuai dengan spesifikasi dari pelapis asli. Sedangkan prosedur pemeliharaan untuk sistem damping harus mengikuti rekomendasi pabrik pembuat.

Penyesuaian Gaya Kabel Penggantung

Jika perilaku jangka panjang dari jembatan dilaporkan berbeda dengan asumsi perencanaan, penyesuaian gaya kabel penggantung diperlukan. Inspeksi harus juga meliputi pengamatan untuk menentukan deformasi dari struktur akibat beban mati dan lendutan akibat beban hidup. Hal ini akan memungkinkan dapat mengevaluasi besaran rangkak, shrinkage dan kekakuan yang diasumsikan. Prosedur detail untuk penyesuaian gaya penggantung harus dibuat dan disajikan dalam manual pemeliharaan. Pengembangan prosedur ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari bagian perencanan.

Vibrasi

Perbaikan perilaku vibrasi ini dalam bentuk pemasangan sistem damping adalah cara termurah dan secara nyata dapat memperbaiki performance dari jembatan cable-stayed. Penyebab utama vibrasi adalah gaya angin dan air hujan yang mengenai kabel.

Penggantian Kabel

Umumnya disebabkan oleh kombinasi antara lingkungan dengan tingkat salinitas tinggi dan tingginya humiditi. Pada program penggantian kabel penggantung, elemen jembatan lainnya seperti sistem deck harus dimasukan sebagai bagian perbaikan.

Kendala – Kendala di Lapangan

  • Strand rusak akibat korosi
  • Kondisi lingkungan yang tidak cocok, menyebabkan cat cepat rusak.
  • Pelapisan proteksi harus sesuai dengan spesifikasi dari pelapis asli. Sedangkan prosedur pemeliharaan untuk sistem damping harus mengikuti rekomendasi pabrik pembuat.
  • Harus dilakukan pengecekan karena deformasi dari struktur akibat beban mati dan lendutan akibat beban hidup
  • Vibrasi berlebihan dari kabel-kabel penggantung dapat menyebabkan kerusakan pada keseluruhan jembatan. Penyebab utama vibrasi adalah gaya angin dan air hujan yang mengenai kabel.
  • Apabila sistem proteksi kabel tidak baik bukan tidak mungkin perlu adanya penggantian kabel penggantung.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/sistem-traveller-jembatan-barelang
Previous
Next Post »