Perencanaan Bangunan Pelengkap

Bangunan pelengkap adalah bangunan yang dibuat sebagai sarana pendukung saluran irigasi. Ada beberapa bangunan pelengkap salah satunya adalah bangunan silang. Bangunan silang terdiri dari beberapa tipe bangunan antara lain :

Gorong-gorong

Gorong-gorong berupa saluran tertutup, dengan peralihan pada bagian masuk dan keluar. Gorong-gorong akan sebanyak mungkin mengikuti kemiringan saluran. Gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka selama bangunan tidak tenggelam. Gorong-gorong mengalir penuh bila lubang keluar tenggelam atau jika air di hulu tinggi dan gorong-gorong panjang. Kehilangan tinggi energi total untuk gorong-gorong tenggelam adalah jumlah kehilangan pada bagian masuk, kehilangan akibat gesekan ditambah lagi kehilangan pada tikungan gorong-gorong.

Standar Gorong-gorong untuk Saluran Kecil

Bangunan Terjun

Bangunan terjun dapat digabung dengan bangunan-bangunan lain seperti boks, gorong-gorong dan jembatan untuk mengurangi biaya secara keseluruhan.

Bangunan Terjun

Talang

Talang atau flum adalah penampang saluran buatan di mana air mengalir dengan permukaan bebas, yang dibuat melintas cekungan, saluran, sungai, jalan atau sepanjang lereng bukit. Bangunan ini dapat didukung dengan pilar atau kontruksi lain. Talang atau flum dan baja dan beton dipakai untuk membawa debit kecil. Untuk saluran-saluran yang lebih besar dipakai talang beton atau baja. Talang-talang itu dilengkapi dengan peralihan masuk dan keluar. Mungkin diperlukan lindungan terhadap gerusan pada jarak-jarak dekat di hilir bangunan, hal ini bergantung pada kecepatan dan sifat-sifat tanah. Tergantung pada kehilangan tinggi energi tersedia serta biaya pelaksanaan, potongan talang direncana dengan luas yang sama dengan luas potongan saluran, hanya dimensinya dibuat sekecil mungkin. Kadang-kadang pada talang direncana bangunan pelimpah kecil guna mengatur muka air dan debit di hilir talang. Bangunan itu dapat dibuat dari beton atau pipa baja.

Talang

Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air lewat bawah jalan, melalui sungai atau saluran pembuang yang dalam. Aliran dalam sipon mengikuti prinsip aliran dalam saluran tertutup. Antara saluran dan sipon pada pemasukan dan pengeluaran diperlukan peralihan yang cocok. Kehilangan tinggi energi pada sipon meliputi kehilangan akibat gesekan, dan kehilanganpada tikungan sipon serta kehilangan air pada peralihan masuk dan keluar. Agar sipon dapat berfungsi dengan baik, bangunan ini tidak boleh dimasuki udara. Mulut sipon sebaiknya di bawah permukaan air hulu dan mulut sipon di hulu dan hilir agar dibuat streamlines. Kedalaman air diatas sisi atas sipon (air perapat) dan permukaan air bergantung kepada kemiringan dan ukuran sipon. Sipon dapat dibuat dari baja atau beton bertulang. Sipon harus dipakai hanya untuk membawa aliran saluran yang memotong jalan atau saluran pembuang di mana tidak bisa dipakai gorong-gorong, jembatan atau talang.

Got Miring

Pada medan terjal di mana beda tinggi energi yang besar harus ditanggulangi dalam jarak pendek dan saluran tersier mengikuti kemiringan medan, akan diperlukan got miring. Got niring ini terdiri dari bagian masuk, bagian peralihan, bagian normal dan kolam olak.

Bagian-bagian dalam Got Miring
Kolam Olak Pada Got Miring

Jalan Inspeksi

Layout petak tersier juga mencakup perencanaan jalan inspeksi dan jalan petani. Operasi dan pemeliharaan saluran dan bangunan di dalam petak tersier membutuhkan jalan inspeksi di sepanjang saluran irigasi sampai ke boks bagi yang terletak paling ujung/hilir. Karena kendaraan yang di pakai adalah sepeda atau sepeda motor, maka lebar jalan inspeksi diambil sekitar 1,5 – 2,0 m. Jalan inspeksi untuk saluran tersier dibangun dengan lapisan dasar dan kerikil setebal 0,20 m supaya cukup kuat. Kerikil terbaik untuk pembuatan jalan adalah bahan aluvial alamiah yang dipilih dari sungai yang mengalir di daerah proyek. Jalan inspeksi untuk saluran tersier dapat juga dibangun dengan lapisan dasar dari sirtu dan/atau Lapis Pondasi Agregat Kelas B setebal 0.20 m supaya kuat. Batu-batu bongkah yang terlalu besar atau kerikil bergradasi jelek hendaknya dihindari. Di daerah-daerah datar atau rawa-rawa sebaiknya tinggi jalan diambil 0,3 – 0,5 m di atas tanah di sekelilingnya.

Jalan petani

Lebar jalan petani sebaiknya diambil 1,5 m agar dapat dilewati alat-alat mesin yang mungkin akan digunakan diproyek. Jika pemasukan peralatan mesin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, maka lebar jalan petani sebaiknya diambil 1,0 m. Akan tetapi lebar minimum jembatan orang dianjurkan untuk diambil 1,5 m untuk memenuhi kebutuhan angkutan di masa mendatang. Di daerah-daerah datar atau rawa-rawa, sebaiknya tinggi jalan diambil 0,5 m di atas tanah di sekelilingnya. Jalan-jalan ini direncana bersama-sama dengan perencanaan saluran kuarter. Penggunaan jalan petani dan ukurannya disesuaikan dengan keinginan petani setempat.

Jembatan

Jembatan dipakai hanya apabila tinggi energi yang tersedia terbatas. Kriteria perencanaan berikut dianjurkan untuk jembatan:

  • Jembatan tidak boleh mengganggu aliran air saluran atau pembuang di dekatnya
  • Pelat beton bertulang sebaiknya dibuat dari beton Mutu K 175 (tegangan lentur rencana 40 kg/cm2).
  • Jika dasar saluran irigasi atau pembuang tidak diberi pasangan, maka kedalaman pangkal pondasi (abutment) sebaiknya diambil berturut-turut minimum 0,75 m dan 1,0 m di bawah dasar saluran.
  • Pembebanan jembatan untuk petani dan jalan inspeksi adalah jalan Kelas IV dan peraturan pembebanan Bina Marga (No. 12/1970).
  • Untuk jembatan-jembatan kecil, daya dukung maksimum pondasi tidak boleh lebih dan 2 kg/cm2.
Jembatan Pada Jalan Petani dan Jalan Inspeksi
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/perencanaan-bangunan-pelengkap

Previous
Next Post »