Cara Menjadi Kontraktor Yang Baik

 Jadwal Pelaksanaan

Bagaimana bisa menjadi kontraktor yang baik? Pertanyaan ini sering sekali muncul di benak kita. Lalu apa saja hal yang harus kita siapkan untuk bisa menjadi kontraktor yang baik? Kita asumsikan bahwa gambar, spec (bahan), RAB sudah ada. Selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah membuat RAP atau rencana anggaran pelaksanaan. Namun fakta yang terjadi jarang sekali kontraktor membuat RAP.

RAP dapat dibedakan menjadi :

1. Jadwal Pelaksanaan

2. Jadwal Pengadaan Barang (Termasuk jadwal Pendanaan)

3. Jadwal Pengadaan Tenaga

RAP sendiri mencakup segala macam keperluan pelaksanaan, termasuk gaji karyawan, gaji penjaga gudang, dll. RAP merupakan kata kunci, apakah proyek tersebut untung atau buntung.

Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Pengadaan Bahan
Jadwal Pengadaan Bahan
Jadwal Pengadaan Tenaga
Jadwal Pengadaan Tenaga

Ada beberapa pertanyaan penting yang harus dijawab agar menjadi kontraktor yang baik,

1. Kenapa bahan / material tidak didatangkan sekaligus seluruhnya?

2. Bagaimana dengan tukang gali jika pekerjaan galian sudah selesai?

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang efisien?

4. Berapa jumlah tukang, tukang ahli, tenaga (ladèn), maupun mandor?

Semua hal di atas harus bisa dihitung rupiahnya.

Rumus sederhana adalah RAB – RAP = Sisa atau keuntungan

Jika RAP detil sudah diketahui, maka :

  • Kita tahu pekerjaan akan selesai kapan,
  • Kita tahu volume kebutuhan bahan berapa,
  • Kita tahu kebutuhan tenaga berapa,
  • Kita tahu akan dapat untung atau rugi.

Strategi pembelian bahan dapat dilihat pada gambar berikut :

Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan

Secara umum :

Bangunan = 80% Bahan + 20% Upah

Lalu selanjutnya hal yang harus dilakukan untuk menjadi kontraktor yang baik adalah memastikan bahwa teknis pelaksanaan harus benar.

Semua pekerjaan harus dimulai dengan pengukuran, baik vertikal maupun horisontal. Hal ini untuk menghindari kesalahan, yang bisa berakibat keterlambatan dan bahkan kerugian. Upayakan setiap pasangan batu (bata) harus ada titik sebagai patokan yang siku. Anggap seolah-olah seperti siap pasang keramik.

Lalu bagaimana agar seorang pemborong atau kontraktor bisa untung?

  • Kerja secara borongan, bukan harian.
  • Perhitungkan secara matang, sampai diketahui di awal berapa untungnya.
  • Pekerjaan sesuai dan memenuhi teknis yang benar, jangan sampai keliru apalagi membongkar.
  • Bukan zamannya mencari untung dengan mencuri.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/estimasi-biaya-konstruksi/cara-menjadi-kontraktor-yang-baik
Previous
Next Post »