Perancangan Campuran Beton Normal


Perancangan beton (beton normal) yang sesuai dengan bahan dasar dan keinginan pembuat, antara lain :

  1. Kuat tekan sesuai dengan yang diisyaratkan
  2. Mudah dikerjakan
  3. Awet
  4. Murah

Cara yang digunakan :

  1. Menurut “road note no. 4”
  2. Menurut “American Concrete Institute”
  3. Menurut cara Inggris “The British Mix Design Method”
  4. Menurut SK SNI 03-xxxx-2002
  5. Menurut cara laboratorium

Perancangan menurut SK SNI 03-xxxx-2002

Langkah-langkah pokok menurut standart ini adalah :

1. Menghitung nilai deviasi standart (S); lihat lampiran I

2. Menghitung nilai tambah ( margin, (m)); lihat Lampiran II

3. Menetapkan kuat tekan beton yang disyaratkan fc’

– fc” disesuaikan dengan perencanaan struktur dan RKS
– kuat tekan minimum diperoleh dari Lampiran IV
– kuat tekan beton langkah a dan b diambil terbesar

4. Kuat tekan rata-rata perlu fcr dihitung dengan rumus : fcr’ = fc’ + m

5. Penetapan jenis semen portland

Pilih semen yang dipakai, semen biasa atau semen yang cepat mengeras, untuk lingkungan yang mengandung sulfat perhatikan lampiran IV

6. Penetapan jenis agregat

Jenis agregat dapat alami atau buatan

7. Penetapan nilai fas

a. fas ditetapkan dengan cara seperti lampiran III

b. fas maksimum diperoleh dari lampiran IV

c. nilai fas dari a dan b diambil terkecil

8. Penetapan nilai slump

penetapan nilai slump dengan cara pada Lampiran V

9. Penetapan besar butir agregat maksimum

butir agregat maks ditentukan dengan cara pada Lampiran VI

10. Jumlah air per meter kubik diperoleh dari Lampiran VI

11. Berat semen yang diperlukan dihitung dengan rumus :
Wsmn = Wair / fas

12. Penetapan jenis agregat halus.

penetapan ini di dasarkan pada Tabel dan Gambar gradasi pasir

13. Porsi agregat halus terhadap agregat campuran.

perbandingan berat agregat halus dan agregat kasar diperoleh dari Lampiran VII.

14. Berat jenis agregat campuran.

dihitung dengan rumus :

Bjcamp = ((kh/100).bjh)+((kk/100).bjk)

15. Perkiraan berat beton.

perkiraan berat beton diperoleh dari Lampiran VIII

16. Dihitung berat agregat campuran.

berat agregat campuran dihitung dengan rumus:

Wagr,camp = Wbtn – Wair – Wsmn

17. Hitung berat agregat halus yang diperlukan, berdasar hasil langkah 13 dan 16.

Wagr,h = kh. Wagr, camp

18. Hitung berat agregat kasar yang diperlukan, berdasar hasil langkah 13 dan 16.

Wagr,h = kh. Wagr, camp

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bahan-bangunan/perancangan-campuran-beton-normal

Pemecah Gelombang

Pemecah Gelombang

15

Pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Selanjutnya dalam bagian ini tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.

Pemecah gelombang sambung pantai

Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dan serangan gelombang. Tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.

Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.

Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan di belakang bangunan.

Penambahan Suplai Pasir di Pantai (Sand Nourishment). Pantai berpasir mempunyai kemampuan perlindungan alami terhadap serangan gelombang dan arus. Perlindungan tersebut berupa kemiringan dasar pantai di daerah nearshore yang menyebabkan gelombang pecah di lepas pantai, dan kemudian energinya dihancurkan selama dalam penjalaran menuju garis pantai di surf zone. Dalam proses pecahnya gelombang tersebut sering terbentuk offshore bar di ujung luar surf zone yang dapat berfungsi sebagai penghalang gelombang yang datang (menyebabkan gelombang pecah).

Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau terdapat kekurangan suplai pasir. Stabilisasi pantai dapat dilakukan dengan penambahan suplay pasir ke daerah tersebut. Apabila pantai mengalami erosi secara terus menerus, maka penambahan pasir tersebut perlu dilakukan secara berkala, dengan laju sama dengan kehilangan pasir yang disebabkan oleh erosi.
Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut oleh arus sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya groin tersebut, pasir yang ditimbun akan tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam sistem groin. Tetapi perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan groin tersebut dapat menghalangi suplay sedimen ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan permasalahan baru di daerah tersebut.

Memasang karang Buatan
Karang buatan yang dikembangkan pertama kali di Selandia Baru mulai tahun 1996, energi gelombang akan berkurang sampai 70 persen ketika sampai di pantai. Pembangunan konstruksi di bawah laut itu juga memungkinkan tumbuhnya terumbu karang baru.

Pemecah gelombang untuk melindungi kapal dari gelombang

Kubus Beton Tumpuk
Terlepas garis pantai terlindungi atau tidak, upaya menghentikan terjadinya abrasi secara terus menerus perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangannya. Terdapat banyak metode dalam penanggulangan abrasi namun prinsip pokok penanggulangannya adalah memecah gelombang atau meredam energi gelombang yang terjadi.
Untuk mendapatkan type pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap :

  1. Sifat dari pada karakteristik dan tinggi gelombang
  2. Kondisi tanah
  3. Pasang surut Bathimetry dan gradient pantai

Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri, maka type pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah satunya adalah type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa keuntungan seperti :

  1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4 ton untuk 1 m3 beton
  2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk kubus memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita. Kadang breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita dapat juga menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja dengan bentuk susunan berpori.

Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah yang tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat 5 kg – 700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan mengurangi biaya pengadaan dan mobilisasinya.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/pemecah-gelombang

Cara memasang Bouwplank

Cara memasang Bouwplank

1

Bouwplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang diperlukan
sesuai dengan hasil pengukuran. Syarat-syarat memasang bouwplank :

  1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
  2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan galian
  3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
  4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.
  5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
  6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu bata.

Bentuk hasil pemasangan bouwplank dapat dilihat pada gambar berikut :

Pemasangan Bouwplank
Posisi Bouwplank Terhadap Pondasi Dan Dinding Bata

Pembuatan adukan beton secara manual

Mengaduk beton secara adukan tangan
Campuran beton secara pekerjaan tangan, tidak boleh dicampur lebih dari 0,25 m3 sekaligus.
Pasir, kerikil dan semen diaduk dalam keadaan kering di atas lantai yang bersih, paling sedikit tiga
kali seperti terlihat pada gambar berikut.

Semen dituang di atas pasir lalu diaduk

Sesudah itu dibentuk sebuah kolam di tengah campuran komponen yang masih kering dan
diisi air menurut tabel yang tercantum diatas. Perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak air
mengurangi mutu dan ketahanan beton. Kemudian pencampuran dimuali pada bagian pinggiran
yang kering dengan air di kolam pada pertengahan sampai semua air tercampur dalam campuran
komponen. Sekarang beton dicampur paling sedikit tiga kali lagi sampai adukan menjadi homogen.

Cara mencampur komponen kering dengan komponen basah beton
Kualitas campuran adukan beton ini mempengaruhi kualitas beton selanjutnya.

Mengaduk beton menggunakan mesin molen

Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan dengan
mengubah keringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka pencampuran beton
tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar dalam keadaan miring.
Cara mesin pengaduk beton sederhana sekali (karena diciptakan sebagai alat pengaduk beton)
dan sangat umum, terutama sebagai mesin pengaduk beton yang agak kecil.

Mesin Aduk Beton
Pencampuran

Pemasangan Bekisting

Manfaat : Sebagai konstruksi pembantu/cetakan dalam pembuatan beton sesuai dengan ukuran
yang diharapkan.
Bahan Bekisting
– Papan kayu tebal min 2,5 cm, kayu harus kering dan kuat
– Paku
– Kertas semen atau plastic untuk mencegah agar beton tidak menempel pada bekisting
sehingga bekisting mudah dilepas.
– Kaso-kaso
Pengontrolan terhadap bekisting
– Kedudukan bekisting harus kukuh dan kuat
– periksa posisi tegak dan kerataan dari bekisting yang terpasang
– Periksa ketepatan posisi bekisting terhadap as bangunan (benang bouwplank)
– Periksa skur-skur dan klem-klem pada bekisting
– Tidak diperbolehkan adanya lubang sehingga menimbulkan kebocoran
– Cek apakah bekisting sudah dilapisi oleh kantong semen/plastic atau belum
– Bersihkan bekisting dari kotoran seperti daun, tanah dll

Bekisting Sloof
Bentuk-bentuk Bekisting Kolom

Plesteran Dinding

Membuat plester adalah melapisi pasangan batu bata, baik bagi pasangan batu kali maupun batu
cetak agar permukaan tidak mudah rusak, rapi dan bersih.
Tahapan pelaksanaan plesteran dinding :
a. Dinding yang akan diplester dibasahi terlebih dahulu
b. Membuat adukan untuk plesteran seperti adukan untuk batu bata
c. Membuat kepala plesteran di beberapa tempat dengan jarak 1 – 1,5 m antara satu dengan
yang lainnya dan diratakan memakai batang (bilah) perata.
d. Kemudian permukaan dinding di antara kepala plesteran diplester secara merata dan
diratakan memakai bilah perata.

Plesteran Dinding

Pemasangan Kusen Pintu dan Jendela

Kusen pintu dipasang pada pasangan tembok. Kusen pintu dipasang sebelum dibuat tembok,
tetapi setelah profil-profil dipasang.
Syarat-syarat untuk kusen pintu sebelum dipasang ;
1. Disetel dengan baik dan tidak terpuntir
2. Diberi batang penguat sudut pada kedua sudut atas dan batang penguat datar yang
menghubungkan kedua kakinya agar sudut atas tidak berubah.
3. Sudah diketam halus
4. Sudah dilengkapi dengan angkur baja dan sepatu baja serta papan
5. Sebaiknya sudah dicat dengan meni kayu
Syarat-syarat pemasangan kusen :
1. Dipasang pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan gambar rencana
2. Dipasang tegak/vertical
3. Tidak boleh tertukar bagian luar dan bagian dalam kusen pintu sehingga membukanya
daun-daun pintu akan terbalik
4. Dipasang terjepit kukuh pada pasangan tembok.

Pemasangan Kusen Pintu
Ukuran Bata dan Cara Memotongnya
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bekisting/cara-memasang-bouwplank

Jual Alat Uji Kuat Tekan Beton Digital Langsung Print Tanpa Software - 0813 2006 6151 ( Biand )



Alat Uji Kuat Tekan Beton Digital Print Out
langsung print hasil tanpa software , 
bisa juga pakai software lengkap dengan laptopnya .

150 ton , 200 ton , 300 ton
1500 kn , 2000 kn , 3000 kn

Alternative model of compression machine :
CO-XXX.X-D As specified above, with digital read out
ASTM C-39
For determining compressive strength of concrete cube 15 x 15 x15 cm or concrete cylinder 15 cm dia. x 30 cn height
Frame Heavy-duty welded steel construction 30 cm
(profile steel columns 10 thick botttom and upper plate)
Hydraulic System
For 2000 kN Cap. Cast iron cylinder,
Hard-chromed piston, 230 mm diameter
Maximum working pressure 50.000 kPa
Overall dimension 300 mm dia. x 320 mm height
Single action, gravity return
Hydraulic System
For 3000 kN Cap. Cast iron cylinder,
Hard-chromed piston, 250 mm diameter
Maximum working pressure 50.000 kPa
Overall dimension 330 mm dia. x 320 mm height
Single action, gravity return
Hydraulic Pump Electric, 220 V AC, 50-60 HZ, 1000 Watt, 1 Phase
Single action, variable speed
6.000 ml reservoir capacity
Maximum working pressure 50.000 kPa
Single action, gravity return
Force Gauge Bourdon tube manometer, 280 mm dial diameter
With maximum load pointer. Steel box housing.
Calibrated by JNK
Compressive
Platen Upper : 180 x 180 mm, ball seating
Lower : 250 mm diameter
Clearance Horizontal: 290 mm
Vertikal : 310 mm
Dimension 760 x 320 x 1400 mm (l x w x h) approx.
Weight 500 kg
RC-325.3 Compression Machine 1500 kN capacity,
10 kN increments
RC-325.4 Compression Machine 2000 kN capacity,
10 kN increments
RC-325.5 Compression Machine 3000 kN capacity,
20 kN increments



cek videonya

Pengertian Bendungan

Pengertian Bendungan
Bendungan Jatiluhur

Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk,danau ,atau tempat rekreasi.Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air kesebuah pembangkit listrik tenaga air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

Fungsi Bendungan :

1. Sebagai pembangkit listrik
Listrik tenaga air adalah sumber utama listrik di dunia.banyak Negara memiliki sungai dengan aliran air yang memadai, yang dapat dibendung.

2. Untuk menstabilkan aliran air /irigasi
Bendungan sering digunakan  untuk mengontrol dan menstabilkan aliran air,untuk pertanian dan irigasi. Bendungan dapat membantu menstabilkan atau mengembalikan tingkat air danau dan laut pedalaman.mereka menyimpan air untuk minum dan digunakan untuk kebutuhan manusia secara langsung

3. Untuk mencegah banjir
Bendungan diciptakan untuk pengendalian banjir.
Contoh: Bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan.

4. Untuk bangunan pengalihan
a.Bendungan juga sering digunakan untuk tujuan hiburan atau sebagai tempat rekreasi.
Contoh: taman rekreasi bendungan karangkates(malang), bendungan solorejo(malang),bendungan palasari di (kota Negara/bali).

Macam-macam Bendungan

Berdasarkan fungsinya

a. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

b. Bendungan pengelak (cofferdam)
Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

c. Bendungan utama (main dam)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.

d. Bendungan sisi ( high level dam )
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.

e. Bendungan di tempat rendah (saddle dam)
Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.

f. Tanggul ( dyke, levee)
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan utama dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali tingginya.

g. Bendungan limbah industri (industrial waste dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang berasal dari industri.

h. Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian pertambangan juga.

Komponen Bendungan

1. Badan bendungan (body of dams)
Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan umumnya memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan listrik yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.

2. Pondasi (foundation)
Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan.

Badan Bendungan
Badan Bendungan

3. Pintu air (gates)
Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air adalah :

a. Daun pintu (gate leaf)
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka , mengatur dan menutup aliran air.

b. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.
Pintu Air
Pintu Air

c. Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.

d. Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
Hoist
Bangunan Pelimpah (Spill Way)
4. Bangunan pelimpah (spill way)
Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan. Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :

a. Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)
Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan alirannya kecil tetapi debit airnya besar.

b. Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge carrier, flood way)
Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air tertinggi di dalam waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air dibuat kecil, maka ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh karena itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan dengan keadaan topografi setempat

c.  Bangunan peredam energy (energy dissipator)
Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air agar tidak merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah hilir bangunan pelimpah.

5. Kanal (canal)
Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

6. Reservoir
Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.

7. Stilling basin
Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.
Kanal
Stilling Basin
8. Katup (kelep, valves)
Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan yang lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan). Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air dengan cara memutar, menggerakkan kea rah melintang atau memenjang di dalam saluran airnya.

9. Drainage gallery
Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/pengertian-bendungan

Sistem Penyaluran Air Buangan

Sistem Penyaluran Air Buangan
1

Sistem Pembuangan dan Ven antara lain

  1. Dasar-dasar Sistem Pembuangan
  2. Perangkap dan Penangkap
  3. Pembuangan Tak Langsung, Pembuangan Khusus
  4. Ukuran Pipa Pembuangan
  5. Bak Penampung dan Pompa Pembuangan
  6. Dasar-dasar Sistem Ven
  7. Penentuan Ukuran Pipa Ven

Dasar-dasar Sistem Pembuangan

  1. Jenis air buangan
  2. Klasifikasi sistem pembuangan air
  3. Sistem pembuangan air
  4. Bagian-bagian sistem pembuangan
  5. Kemiringan pipa dan dan kecepatan aliran
  6. Lubang pembersih dan bak kontrol

Air buangan

Air buangan atau air limbah adalah semua cairan yang dibuang baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses dari industri. (Soufyan, 1984)

Jenis air buangan

  1. Air kotor (black water) : air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing lainnya.
  2. Air bekas (grey water) : air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya seperti bak mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak dapur, dsb.
  3. Air hujan : dari atap, halaman, dsb.
  4. Air buangan khusus : yang mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/sistem-penyaluran-air-buangan

Teknologi Memanen Air Hujan

Teknologi Memanen Air Hujan
DSCN2547
Dr. Ing. Ir. Agus Maryono

Istilah panen pada umumnya digunakan dalam dunia pertanian, seperti memanen padi, memanen karet, memanen kelapa sawit, dan lain sebagainya. Namun Dosen Magister Sistem Teknik (MST) UGM, Dr. Ing. Ir. Agus Maryono mampu menciptakan teknologi untuk memanen air hujan menggunakan tangki penampungan. Dengan teknologi ini, air yang berlimpah di saat musim hujan ditampung dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga seperti mencuci, mandi, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Namun tidak bisa digunakan untuk air minum. Jika dikembangkan secara massal, teknologi panen hujan bisa menjadi solusi untuk mengatasi banjir sekaligus menghemat pemakaian air tanah.

Jika dilihat, alat pemanen air hujan yang dipasang di kantor MST UGM terlihat sederhana. Tangki plastik berkapasitas 1050 liter dihubungkan ke talang menggunakan pipa PVC yang hampir sama dengan Penampungan Air Hujan (PAH) yang ada di Gunungkidul. Perbedaannya adalah penampungan air tidak menggunakan bak melainkan tangki tertutup dan dilengkapi dengan saringan. Saringan pertama berfungsi untuk menyaring daun-daun yang terbawa air dari talang. Saringan kedua menggunakan bola plastik yang berfungsi untuk menyaring debu dan lumpur yang terbawa oleh air.

Terbukti, air yang dihasilkan sangat jernih. Agar tidak mudah ditumbuhi oleh lumut, bagian luar tangki dicat dengan warna abu-abu. Hal ini bertujuan agar sinar matahari tidak mudah untuk menembus lapisan tangki yang terbuat dari plastik, sehingga dapat menghambat pertumbuhan lumut di dalam tangki. Menurut Dr. Ing. Ir. Agus Maryono, air hasil tampungan ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun untuk keperluan air minum harus dibawa ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan uji laboratorium. Air hujan tidak mengandung bakteri E coli. Tapi dari sisi kandungan mineral, kualitas air sumur lebih baik karena air hujan tidak mengandung mineral. Oleh karena itu untuk daerah yang tidak banyak kandungan mineralnya tidak disarankan menggunakan air hujan untuk konsumsi sehari-hari. Untuk daerah kota Yogyakara, kandungan mineral cukup banyak sehingga bisa digunakan untuk konsumsi.

Pemanen air hujan dapat digunakan untuk mengatasi kekeringan dan banjir. Jika air hujan dikumpulkan semua, banjir lokal bisa ditunda. Bayangkan kalau tiap rumah mempunyai penampungan air hujan, maka run off nya menjadi kecil sekali, “kata Pak Agus. Untuk setiap 100 meter persegi atap, bisa dibuat penampungan dengan kapasitas 2 hingga 10 meter kubik. Jika dalam 1 minggu terjadi 2 hingga 3 kali hujan dengan durasi hujan selama 1,5 jam, maka tangki bisa terisi penuh. Hanya saja pemanfaatan air hujan masih terkendala mind set yang berkembang di masyarakat bahwa penggunaan air hujan dianggap kuno

Contoh perhitungan kebutuhan air :

1.      Perhitungan debit air hujan yang bisa ditangkap

Misal luas atap (A) = 100 m²

Intensitas hujan rata-rata (I) = 25 mm/jam = 0,025 m/jam

Run off (α) = 0,9

Koefisien distribusi hujan (β) = 1

Maka didapatkan debit (Q) = α . β . I . A

= 0,9 . 1 . 0,025 . 100

= 2,25 m³

Jika diasumsikan dalam sehari terjadi hujan selama 1,5 jam dan 2 kali dalam seminggu, maka debit air hujan yang dapat ditampung adalah Q total = 2,25 . 1,5 . 2 = 6,75 m³

2.      Perhitungan kebutuhan air rumah tangga dalam 1 minggu

Asumsi kebutuhan sehari-hari:

–        Mandi 15×2 = 30 liter

–        Wudhu 5×5 = 25 liter

–        Minum = 8 liter

–        Cuci baju = 20 liter

–        Cuci piring = 5 liter

–        Dll = 37 liter

Sehingga total = 125 liter/hari

Jika diasumsikan jumlah anggota keluarga 5 orang maka kebutuhan air dalam 1 minggu adalah 125 . 5 . 7 = 4375 liter

4,375 m³

Sehingga air hujan yang bisa ditangkap oleh teknologi ini bisa memenuhi kebutuhan air dalam 1 rumah dengan 5 anggota keluarga untuk 1 minggu.

Kotak Penyaring Daun/Sampah
Pipa Penyaring Debu dan Lumpur
Tampak Depan
Pipa Penyaring Untuk Air Minum
Tampak Depan
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/rekayasa-sumber-daya-air/teknologi-memanen-air-hujan