Metode Penyambungan tiang pancang beton persegi dengan epoksi

Metode Penyambungan tiang pancang beton persegi dengan epoksi
Penyambungan tiang pancang beton persegi dengan epoksi

Dalam penyambungan tiang pancang beton persegi dengan epoksi, ada beberapa ketentuan struktur yang harus dipenuhi antara lain :

a. Konstruksi sambungan tiang harus diperkuat dengan tulangan penyambung dan selubung baja.

b. Tulangan penyambung:

  • Pemasangan tulangan penyambung dan pembuatan lubang untuk tulangan penyambung harus dibuat bersama dengan pembuatan tiang, seperti tampak pada gambar 1;
  • Bahan pembantu untuk membuat lubang harus dibersihkan sebelum penyambungan agar pengikatan epoksi dengan beton menjadi sempurna;
  • Tulangan penyambung terbuat dari baja tulangan ulir yang mempunyai tegangan leleh sama dengan tegangan leleh tulangan utama;
  • Panjang tulangan penyambung adalah sebagai berikut : (a) sepanjang l1 = 25 d; (b) sepanjang l2 = 25 d.dengan pengertian :l1 adalah panjang tulangan yang masuk ke ujung tiang atas (mm);l2 adalah panjang tulangan yang masuk ke ujung tiang bawah (mm);d adalah diameter tulangan (mm).
  • Tulangan penyambung diletakkan pada jarak 0,25 B dari sisi-sisi tiang, dengan pengertian B adalah ukuran penampang tiang (mm)
  • Diameter tulangan penyambung tergantung dari ukuran penampang tiang, yaitu : (a) ukuran tiang 300 mm x 300 mm, diameter tulangan = 25 mm;(b) ukuran tiang 350 mm x 350 mm, diameter tulangan = 28 mm;(c) ukuran tiang 400 mm x 400 mm, diameter tulangan = 32 mm.
  • Ukuran tulangan penyambung untuk penampang tiang persegi tercantum pada Tabel 1
  • Kapasitas momen sambungan sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas tiang.
Gambar 1. Posisi l1 dan l2
Tabel 1. Ukuran Tulangan Penyambung dan Momen Kapasitas Sambungan

Selubung baja

  • Selubung baja dibuat dari pelat baja setebal 5 mm, mempunyai bentuk penampang persegi yang sudut-sudutnya dilas listrik seperti tampak pada Gambar 2. Selubung baja dipasang dengan skema seperti tampak pada Gambar 3;
  • Rongga bagian dalam selubung mempunyai lebar sebesar 12 mm lebih kecil dari lebar tiang, B;
  • Dimensi selubung baja untuk tiang penampang persegi tercantum pada Tabel 2;
  • Baja yang digunakan untuk selubung harus mempunyai tegangan leleh minimum 210 MPa (BJ 34);
  • Untuk tipe tiang pancang tahanan ujung, selubung tidak perlu ditanam dalam celah.
Gambar 2. Rongga Bagian Dalam Selubung
Tabel 2. Dimensi Selubung Baja
Gambar 3. Skema Pemasangan Selubung

Ujung-ujung tiang yang disambung

  • Kedua ujung tiang yang akan disambung harus sudah disiapkan pada waktu pelaksanaan pembuatan tiang. Masing-masing 4 buah lubang untuk menempatkan tulangan penyambung dengan ukuran seperti tercantum pada Tabel 3 dan Gambar 4.
  • Lubang tempat tulangan harus dibuat lurus, sehingga setelah dipasang tulangan penyambung dalam posisi aksial.
Tabel 3.
Gambar 4. Diameter Tulangan dan Diameter Lubang

Pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyambungan tiang dimulai, lakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Periksa kondisi tiang yang akan disambung dan tiang penyambung, meliputi :

  • Mutu tiang harus memenuhi persyaratan menurut SNI 03-4434-1997;
  • Tiang dalam keadaan lurus, tidak boleh melengkung;
  • Posisi dan dimensi lubang untuk penulangan penyambung harus tepat seperti yang telah ditentukan.

2. Periksa kondisi selubung baja yang meliputi:

  • Dimensi harus tepat sesuai ketentuan;
  • Las penyambung pada sudut-sudutnya harus baik dan memenuhi ketentuan;
  • Selubung baja harus lurus dan rongga bagian dalam mempunyai celah antara selubung baja dan tiang beton sebesar 1 (satu) mm di sekeliling tiang.

3. Periksa bahan epoksi yang akan digunakan, apakah telah memenuhi spesifikasi sesuai ketentuan yang berlaku, dan hal ini harus dibuktikan dari hasil pengujian;

4. Periksa tulangan penyambung. Tulangan penyambung harus mempunyai dimensi dan mutu sesuai yang telah ditentukan.

5. Masukkan tiang pancang yang akan disambung ke dalam tanah pada lokasi yang telah ditetapkan, dengan cara dipancang atau ditekan sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Sisakan bagian atas tiang menonjol di atas permukaan tanah sepanjang sambungan ditambah 200 mm;

7. Kasarkan dan keringkan permukaan beton yang akan disambung dan bersihkan lubang tempat tulangan penyambung untuk menjamin epoksi dapat menyambung dengan kuat;

8. Lakukan penyambungan dengan urutan kerja sebagai berikut :

  • Olesi secara merata seluruh permukaan beton kepala tiang, bagian dalam selubung baja dan tulangan penyambung dengan epoksi dengan ketebalan 1,0 mm sampai dengan 1,5 mm;
  • Pasang selubung baja di kepala tiang. Celah antara bagian dalam selubung baja dan permukaan tiang harus sepenuhnya terisi epoksi;
  • Olesi secara merata di seluruh permukaan beton pada ujung tiang penyambung serta lubang-lubang tempat tulangan sambungan dengan epoksi setebal 1,0 mm sampai dengan 1,5 mm;
  • Angkat tiang penyambung sesuai prosedur yang berlaku, kemudian ujung bawah tiang dimasukkan ke dalam selubung baja dengan memperhatikan :a. Posisi tiang harus sentris terhadap tiang yang disambung;b. Masukkan tulangan penyambung ke dalam lubang-lubang;c. Epoksi harus dapat menutup celah antara bagian dalam selubung dan permukaan beton;d. Tambahkan epoksi jika masih terdapat rongga, dan dimasukkan ke dalam selubung melalui celah pada keempat sisinya;e. Tutup bagian bawah seluruh baja dengan penjepit baja yang dapat dibuka kembali setelah epoksi mengeras, agar epoksi tidak meleleh ke luar.

9. Lanjutkan pemancangan atau penekanan tiang, setelah epoksi mengeras dengan kuat tekan minimal sama dengan kuat tekan beton yang akan disambung dan didasarkan pada hasil pengujian laboratorium.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/penyambungan-tiang-pancang-beton-persegi-dengan-epoksi

Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor di Lapangan

Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor di Lapangan
Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor di Lapangan

Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek, oleh karena itu langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu, proses ini sebaiknya  dilakukan sebelum alat- alat proyek masuk. Dari pemetaan ini dapat diperoleh suatu patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan.
Mobilisasi alat-alat berat, pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat-alat berat dalam suatu proyek.

Pengeboran, ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan diameter tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat, terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan tanah perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan metode, dan peralatan yang cocok.

Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.
Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan, mata auger dapat diganti Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar lubang.

Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan manual. Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dicek dengan data hasil penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah siap, maka selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.

Jika perlu, karena terlalu dalam maka penulangan harus disambung di lapangan, untuk pengangkatan tulangan dilakukan secara bertahap. Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran betonini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan.

Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat. Adanya air pada lubang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor.

Apabila pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Corong beton dipasang. Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap. Truk readymix siap mendekat. Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung ke corong pipa, pipa tremi perlu dicabut lagi karena apabila beton yang dituang terlalu banyak mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi.

Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang basah dan kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut. Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih besar dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik.
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lubang. Jadi pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan lumpur. Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/pelaksanaan-pondasi-tiang-bor-di-lapangan


Pondasi Bor dengan Metode Casing

Pondasi Bor dengan Metode Casing

Pondasi Bor Dengan Metode Casing

Metode ini digunakan bila lubang bor sangat mudah longsor, misal tanah di lokasi adalah pasir bersih di bawah muka air tanah. Untuk menahan agar lubang tidak longsor digunakan pipa selubung baja (casing). Pemasangan pipa selubung ke dalam lubang bor dilakukan dengan cara memancang, menggetarkan atau menekan pipa baja sampai kedalaman yang ditentukan. Sebelum sampai menembus muka air tanah, pipa selubung di masukkan. Tanah di dalam pipa selubung dikeluarkan saat penggalian atau setelah pipa selubung sampai kedalaman yang diinginkan. Larutan bentonite kadang-kadang digunakan untuk menahan longsornya dinding lubang, bila penggalian sampai di bawah muka air tanah. Setelah pipa selubung sampai pada kedalaman yang diinginkan, lubang bor lalu dibersihkan dan tulangan yang telah dirangkai dimasukkan ke dalam pipa selubung. Adukan beton dimasukkan ke dalam lubang dan pipa selubung ditarik ke atas, namun kadang-kadang pipa selubung ditinggalkan di tempat.

Prosedur pengecoran tiang bor di bawah muka air tanah dengan menggunakan pipa tremile adalah sebagai berikut :

Bila lubang bor menembus lapisan kerikil terendam air tanah yang di dasari oleh lempung kaku, maka digunakan pipa selubung (casing) unutk menahan agar lubang bor pada lapisan kerikil tidak longsor. Pipa selubung dipasang sedikit saja menancap di lapisan lempung, sedemikian hingga air tanah tidak masuk ke dalam piapa selubung. Dengan cara ini, maka pengeboran beton dapat dilakukan dalam kondisi kering. Namun, bila di lapangan lapisan terdiri tanah granuler yang terendam air tanah, maka pipa selubung harus dipasang hingga mencapai dasar lubang bor. Untuk kondisi yang terakhir ini, saat pengecoran digunakan pipa tremie. Pipa tremie (diameter minimum 150 mm untuk diameter agregat maksimum 20 mm) dan corong penampung adukan harus tahan terhadap bocoran air dan bersih agar adukan beton tidak terhambat mengalir ke bawah. Langkah-langkah pengecoran tiang bor dengan menggunakan pipa tremie ditunjukkan dalam gambar berikut :

Dari gambar tersebut terlihat tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :

  1. Tulangan dan pipa tremie dimasukkan dalam lubang bor saat akan dimulai pengecoran.
  2. Pengecoran dimulai dengan menuangkan air hingga kotoran kental  tipis di bawah diangkat. Jika kontribusi kapasitas dukung oleh tahanan ujung signifikan, kotoran kental harus dibersihkan dengan pompa sebelum pengecoran.
  3. Air keluar saat pengecoran.
  4. Pipa selubung (casing) ditarik keluar (bila digunakan casing sementara).
  5. Pekerjaan tiang bor sudah selesai.

Panjang pengecoran tiang harus  dilebihkan ke atas sedikit, karena bagian atas tiang terbentuk oleh beton dengan kualitas buruk (lunak). Bagian ini nanti, betonnya dipecah dan tulangannya di cor dengan plat penutup tiang (pile cap). Kualitas dari tiang bor sangat bergantung pada kualitas dari proses pelaksanaan, yaitu tahanan gesek dan tahanan ujung tiang. Hal yang paling penting adalah agar selalu menjaga kebersihan dari lubang bor.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/pondasi-bor-dengan-metode-casing

Tipe-tipe Kaison Atau Pondasi Tiang Bor

Tipe-tipe Kaison Atau Pondasi Tiang Bor
Tipe tipe Kaison 1

Pondasi tiang bor atau kaison adalah pondasi yang berbentuk kotak, bulat atau konbinasi bentuk-bentuk tersebut dengan tampang melintang melintang yang relatif besar. Karena tampangnya yang besar ini, bagian dalam fondasi sering terbagi-bagi dalam ruangan-ruangan. Pondasi kaison yang berbentuk silinder atau kotak beton dibuat dengan membenamkan silinder beton ditempatnya, bersamaan dengan penggalian tanah. Pondasi ini dimaksudkan untuk mengirimkan beban besar yang harus melaalui air atau material jelek sebelum mencapai tanah pendukung yang kuat. Pekerjaan pembuatan kaison memerlukan banyak alat-alat berat. Dalam tiap-tiap pelaksanaan sering ditemui masalah-masalah umum dan yang tidak bias dilakukan. Berikut ini akan dipelajari cara pelaksanaan pekerjaan pembuatan.

Tipe-tipe kaison dibagi menurut cara pembuatannya, yaitu :

  1. Kaison terbuka (open caisson)
  2. Kaison pneumatic (pneumatic caisson)
  3. Kaison apung (floating caisson)

1. Kaison terbuka

Kaison terbuka merupakan kaison yang pada bagian atas dan bawahnya terbuka terbuka selama pelaksanaan. Kaison ini, bila digunakan pada area yang tergenang air, pelaksanaannya adalah dengan membenamkan dan menggali tanah di bagian dasarnya. Kaison dimanfaatkan dengan memanfaatkan beratnya sendiri, bersama sama dengan penggalian tanah. Ketika pembenaman kaisonmencapai tanah keras yang diinginkan, dasar kaison ditutup dengan beton dengan tebal antara 1,5 sampai 5 m. Pada kaison terbuka, penutupan dilakukan di bawah muka air. Jika tanah dasar sangat keras maka penggalian dilakukan dengan cara peledakan (blasting).

Pada penggalian tanah untuk kaison terbuka yang umunya dilakukan dengan cara pengukuran, volume tanah yang tergali selalu lebih besar diri volume kaison yang terpasang. Hal ini, disebabkan dinding lubang galian tanah yang cendrung bergerak ke dalam galian.

Keuntungan kaison terbuka :

  1. Dapat mencapai kedalaman yang besar.
  2. Biaya pembuatan relatif rendah.

Kerugian kaison terbuka :

  1. Dasar kaison tidak dapat diperiksa dan di bersihkan.
  2. Kualitas beton penutup dasar yang dicor dalam air tidak bagus.
  3. Penggalian pada tanah yang berbatu sangat sulit.



2. Kaison pneumatik

Kaison pneumatic (pneumatic caisson), merupakan kaison yang tertutup. Penggalian tanah dilakukan dengan mengalirkan udara bertekanan kedalan ruang kerjauntuk penggalian. Dengan cara ini penggalian dan pengecoran beton ke dalam sumuran dilakukan dalam kondisi kering. Bentuk tubuh kaison pneumatic hampir sama seperti kaison terbuka, bedanya hanya pada bagian ruangkerja di bawah. Penggalian dilakukan pada ruang kerja yang diberi tekanan udara yang sama dengan tekanan air tanah untuk mencegah aliran air masuk ke ruang kerja. Pintu udara, kecuali dipakai untuk jalan keluar – masuk pekerja juga untuk mengeluarkan tanah galian. Unutk kaison yang besar dapat dipakai 2 pintu udara, yang pertama unutk galian sedang yang kedua untuk keluar – masuk pekrja. Ruang kerja diisi dengan beton pada waktu dasar kaison telah mencapai kedalaman yang dikehendaki.

Keuntungan :

  1. Pelaksanaan dalam kodisi kering.
  2. Kerena pengecoran beton dalam kondisi kering, kualitas beton dapat seperti yang diharapkan.
  3. Batu-batuan besar dapat dibongkar pada waktu penggalian untuk membenamkan kaison.

Kerugian :

  1. Penggalian dengan tekanan udara membuat biaya pelaksanaan tinggi.
  2. Kedalaman penetrasi di bawah air terbatas sampai kedalaman sekitar 40 m atau 400 kPa. Hal ini karena tenaga manusia mempunyai ketahanan terhadap tekanan udara yang terbatas

3. Kasion Apung

Kaison apung atau kaison box merupakan kaison yang tertutup pada dasarnya. Kaison tipe inin terbuat dari tipe beton bertulang yang dicetak di daratan dan peletakkannya dilakukan dengan mengapungkan  kaison tersebut setelah beton mengeras. Pembenaman kaison ke dalam air atau tanah yang berair, dilakukan dengan dengan cara mengisikan, pasir, kerikil, beton atau air ke dalamnya. Permukaan air harus diperhitungkan selalu berada pada beberapa meter di bawah puncak kaison untuk mencegah air masuk ke dalamnya. Stabilitas pengapungan dirancang menurut prinsip-prinsip hidrolika.

Keuntungan :

  1. Biaya pelaksanaan rendah.
  2. Dapat digunakan bila pembuatan tipe kaison yang lain tidak memungkinkan

Kerugian :

  1. Tanah dasar halus digali atau ditimbun sampai elevasi yang diinginkan.
  2. Tipe ini hanya cocok bila tanah fondasi berada di dekat permukaan tanah. Penggalian tanahyang terlalu dalam mahal, karena tanah jenuh cenderung longsor ke dalam lubang galian.
  3. Tanah pendukung sering tidak padat, karena pemadatanndi dalam air sangat sulit.

 sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/tipe-tipe-kaison

Dinding Turap Kantilever

Dinding Turap Kantilever

Dinding Turap Kantilever

Turap dengan dinding cantilever, sebagaimana dinyatakan dalam namanya adalah tiang yang ujungnya tertahan oleh tanah sehingga seolah-olah tergantung. Stabilitas turap jenis ini sangat tergantung pada panjang penanaman tiang.

Defleksi lateral yang terjadi relatif besar pada pemakaian turap kantilever. Karena luas tampang bahan turap yang di butuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang di tahan (akibat momen lentur yang timbul), turap  Kantilever hanya cocok untuk menahan tanah dengan ketinggian/kedalaman sedang.

Sedangkan turap berjangkar, disamping ujungnya tertanam, di sekitar ujung lainnya dipasang jangkar yang akan memberikan gaya tarik melawan kecenderungan tiang turap terdorong ke arah yang berlawanan dengan tanah.

Dalam metode konstruksi tiang turap terdapat beberapa cara, yaitu pertama dengan meletakkannya di dalam tanah yang terlebih dahulu digali lalu kemudian diisi kembali dengan tanah isian, dan yang kedua dengan memancangkannya ke dalam tanah, kemudian tanah di depannya digali. Atau dalam hal konstruksi dermaga, tiang turap dipancangkan dalam air hingga mencapai tanah, kemudian tanah isian diberikan di belakangnya. Dalam banyak kasus tanah isian yang diletakkan di belakang dinding turap biasanya adalah tanah granular. Sementara tanah di bawah garis penggalian bisa tanah pasir atau lempung. Permukaan tanah pada sebelah dimana air berada biasanya diacu sebagai garis galian (dredge line). Berdasarkan hal ini terdapat dua macam metode konstruksi turap, yaitu

  • Struktur urugan (backfilled structure)
  • Struktur galian (dredged structure)

Langkah-langkah pelaksanaan struktur urugan diperlihatkan pada Gambar 1 dan struktur galian pada Gambar 2

Gambar 1. Langkah-langkah konstruksi untuk struktur urugan
Gambar 2. Langkah-langkah konstruksi untuk struktur galian

 sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/dinding-turap-kantilever

Metode Hydraulic Hammer

Metode Hydraulic Hammer

Hydraulic Hammer

Hydraulic hammer adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang pelaksanaannya ditekan masuk ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan gaya tekan dongkrak langsung dapat dibaca melalui manometer sehingga gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui.

Sebelum melakukan HydraulicHammer, maka diadakan tes sondir dan boring. Dari hasil tes sondir tersebut, rata-rata kedalaman tanah kerasnya akan diketahui yang kemudian dibandingkan dengan perencanaan panjang dan kedalaman tiangPengerjaan dengan menggunakan HydraulicHammer ini memiliki keuntungan-keuntungan antara lain, bebas dari kebisingan/getaran dan polusi serta pondasi tipe ini cocok digunakan pada daerah perkotaan atau daerah padat penduduk. Mampu memancang pondasi dengan berbagai ukuran mulai dari 200×200 mm sampai 500×500 mm atau juga dapat untuk spun pile dengan diameter 300 sampai dengan 600 mm. Mobilisasi mudah.

Maksud dan tujuan dari pemasangan tiang pancang dengan system HydraulicHammeadalah

  1. Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa pukulan dan tanpa getaran.
  2. Untuk mengetahui daya dukung aktual per tiang pada setiap pemancangan.
  3. Dapat melakukan pemasangan tiang pancang pada kondisi lingkungan kerja yang terbatas

Dengan demikian semoga dengan sistem ini pemasangan tiang pancang dapat menjadi pekerjaan yang ramah lingkungan.

Data Spesifikasi Bahan

Penurunan tiang pancang

Penurunan tiang pancang menggunakan transportasi darat :

1. Di dalam truk (kendaraan pembawa) tiang pancang di beri papan untuk tiap lapisnya dan diberi kayu 5/7 sebagai pengganjal supaya kedudukan tiang pancang tidak berubah-ubah.

2. Pemindahan dari kendaraan ke tempat penyimpanan menggunakan crane dengan cara tiang pancang diangkat pada sisi pinggir 0.25L di karenakan pada posisi tersebut adalah posisi momen = 0 sehingga bisa terjadi retak atau putus pada bentang 0.25 L tersebut. Peletakan tiang pancang maksimal adalah 2 tumpukan.

Pemasangan Tiang Pancang

Alat pancang yang digunakan adalah  type Hydraulic Static Pile Driver Sunwad ZYJ320. Dengan beban ultimate yang mencapai 320 ton. Alat penekan tiang pancang yang terletak pada bagian tengah mesin dikelilingi beban counterweight bergerak menggunakan rel yang dapat berpindahpindah dengan bantuan mesin hidrolis pada bagian bawah mesin.

Bagian-Bagian Hydraulic Static Pile Driver

Alat iniini memiliki 4 buah kaki, yang mana terdiri dari 2 kaki pada bagian luar (rel besi berisi air) dan 2 kaki pada bagian dalam yang semuanya digerakkan secara hidrolis. Kaki-kaki ini disebut sebagai support sleeper yang digunakan untuk bergerak menuju ke titik-titik yang sudah ditentukan sebelumnya dan diberi tanda. Hydraulic Static Pile Driver memiliki kemampuan mobilisasi dan mampu untuk memancang tiang pancang berdiameter besar. Alat lain yang digunakan untuk mendukung kinerja alat ini adalah mobile craneyang berfungsi untuk mengangkat tiang pancang ke dekat alat pancang. Mobilecrane sering digunakan dalam proyek-proyek yang berskala menengah namun proyek tersebut membutuhkan alat untuk mengangkut bahan-bahan konstruksi yang cukup berat, termasuk tiang pancang. Mobile crane digunakan dalam proyek konstruksi dengan area yang cukup luas karena mobile crane mampu bergerak bebas mengelilingi area proyek.

Cara kerja alat ini secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Tiang pancang diangkat dan dimasukkan perlahan ke dalam lubang pengikat tiang yang disebut grip, kemudian sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang tersebut. Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai ditekan.

2. Alat ini memiliki ruang kontrol/kabin yang dilengkapi dengan oil pressure atau hydraulic yang menunjukkan pile pressure yang kemudian akan dikonversikan ke pressure force dengan menggunakan tabel yang sudah ada.

3. Jika grip hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian pangkal lubang mesin saja, maka penekanan dihentikan dan grip bergerak naik ke atas untuk mengambil tiang pancang sambungan yang telah disiapkan. Tiang pancang sambungan (upper) kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam grip (Gambar 2). Setelah itu sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang tersebut. Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai ditekan mendekati tiang pancang 1 (lower). Penekanan dihentikan sejenak saat ke dua tiang sudah bersentuhan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan penyambungan ke dua tiang pancang dengan cara pengelasan.

Pemasukan tiang pancang sambungan

4. Untuk menyambung tiang pertama dan tiang kedua digunakan sistem pengelasan Agar proses pengelasan berlangsung dengan baik dan sempurna, maka ke dua ujung tiang pancang yang diberi plat harus benar-benar tanpa rongga.Pengelasan harus dilakukan dengan teliti karena kecerobohan dapat berakibat fatal, yaitu beban tidak tersalur sempurna. Apabila sudah penekanan tiang pancang dapat di lanjutkan, demikian seterusnya.

Sambungan Las Tiang Pancang

Dalam penyambungan antar tiang pancang adlah menggunakan sambungan las dengan cara mengelas ujung-ujung tiang-tiang yang akan di sambung yang telah dilapisi pelat besi.

Sambungan Las

Pemotongan Tiang Pancang

Pemotongan  tiang pancang menggunakan PILE CUTTER / mesin potong tiang pancang.

Alat pemotong tiang pancang

 sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/hydraulic-hammer

Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Kotor

Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Kotor
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN KOTOR

Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan :

  • Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya (black water).
  • Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water).  Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
  • Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan sistem terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.
  • Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.

Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran :

  • Sistem gravitasi.Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah
  • Sistem bertekanan.

Sistem yang menggunakan alat (pompa) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bak penampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum.  Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat-alat plambing di basement pada bangunan tinggi/bertingkat banyak.

Skema Umum Sistem Pembuangan Gravitasi
Sistem Pembuangan Bertekanan
EFEK SIFON DAN PERANAN PIPA VEN PADA SISTEM SAMBUNGAN

Bagian-bagian sistem pembuangan :

  • Alat-alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub, wastafel, bak-bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
  • Pipa-pipa pembuangan.
  • Pipa ven.
  • Perangkap dan penangkap (interceptor).
  • Bak penampung dan tangki septic.
  • Pompa pembuangan.

Pipa-pipa Pembuangan 

Ukuran pipa ini harus sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar perangkap alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap, jarak tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih dari 60 cm.

Perangkap

Syarat-syarat perangkap

  • Kedalaman air penyekat berkisar antara 50 – 100 mm.
  • Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga tak terjadi pengendapan atau tertahannya kotoran dalam perangkap.
  • Konstruksi perangkap harus sederhana sehingga mudah di perbaiki bila ada kerusakan dan dari bahan tak berkarat.
  • Tidak ada bagian bergerak atau bersudut dalam perangkap yang dapat menghambat aliran air.

Jenis Perangkap

Jenis perangkap dapat di kelompokkan menjadi :

1. Perangkap yang di pasang pada alat plambing dan pipa pembuangan.

2. Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing.

3. Perangkap yang di pasang di luar gedung

Penangkap (interceptor)

Persyaratan penangkap
  • Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami gangguan sependek mungkin.
  • Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar ruang.
  • Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan minyak, lemak dan sebagainya dari air buangan.Konstruksi penangkap umumnya juga merupakan ‘perangkap’, karena itu bila telah dipasang penangkap dilarang memasang perangkap, sebab dapat terjadi ‘perangkap ganda’.

Jenis Penangkap

1. Penangkap Lemak

2. Penangkap bahan bakar dan minyak pada bengkel

3. Penangkap pasir

Digunakan pada tempat cuci kaki di kolam renang atau tempat mandi di pantai, dimana air buangannya mengandung tanah atau pasir. Penangkap pasir atau tanah ini juga dipasang pada saluran terbuka air hujan di luar gedung. Prinsip kerjanya adalah mengendapkan tanah atau pasir, karena itu mulut dari pipa pembuangan dari penangkap terletak di muka air dalam penangkap seperti konstruksi ‘over – flow’.

4. Perangkap plastik, rambut dll.


Tangki septic dan rembesan

Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan air kotor, tetapi lebih ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor buangan dari bangunan ditempat yang tidak terjangkau oleh riol umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara pengendapan. Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang merubah kotoran baku menjadi Lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.

Sistem pembuangan dengan tangki septik
Komponen sistem pembuangan
Syarat jarak komponen sistem tangki septik

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/klasifikasi-sistem-pembuangan-air-kotor