Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bahaya Jatuh

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bahaya Jatuh

 14

Keselamatan & Kesehatan Kerja (Perlindungan Terhadap Bahaya Jatuh) dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah MANUSIA serta HASIL KARYA dan BUDAYA nya, yang berhubungan dengan bahaya-bahaya jatuh.

Keselamatan & Kesehatan Kerja (Perlindungan Terhadap Bahaya Jatuh) memiliki fungsi dan tujuan utama yaitu untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja ditempat tenaga kerja melakukan pekerjaannya.

Peralatan K3 di Lapangan

1. LIFE LINE (TALI KAITAN)

Life Line (Tali Kaitan) didesain dengan kelenturan dan kekuatan tarik  minimum 500 kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat kaitan dan menggantung secara vertikal, atau diikatkan pada tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara horisontal dengan menyesuaikan medan kerja dengan tingkat kenyamanan yang tinggi.

Contoh cara penggunaan jenis-jenis Life Line (Tali Kaitan)

2. FULL BODY HARDNESS (PAKAIAN PENAHAN BAHAYA JATUH)

Full Body Hardness (Pakaian Penahan Bahaya Jatuh) adalah suatu pakaian khusus yang dirancang untuk menyebarkan tenaga benturan atau goncangan pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat.

Pakaian penahan bahaya jatuh ini dirancang dengan desain yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali paha dapat disesuaikan menurut pemakainya.

Pakaian penahan bahaya jatuh ini juga dilengkapi dengan cincin “D” (high) yang terletak dibelakang dan di depan dimana tersambung tali pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang dapat dipasangkan.

Contoh jenis Full Body Hardness (Pakaian Penahan Bahaya Jatuh)

3. HELM/HARD HAT (PELINDUNG KEPALA)

Helm/Hard Hat (Pelindung Kepala) adalah suatu topi/helm khusus yang dirancang dengan menggunakan lapisan keras, tahan dan kuat terhadap benturan, sistem supensi penahan goncangan, dan beberapa lagi ada yang dirancang untuk tahan terhadap sengatan listrik guna melindungi kulit kepala, wajah, leher dan bahu dari percikan, tumpahan, dan tetesan listrik atau bahan yang dapat membahayakan lainnya.

Contoh jenis Helm/Hard Hat (Pelindung Kepala)

a. Helm a : Untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat melindungi dari sengatan listrik sampai 2.200 volts.

a

b. Helm b : Untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat melindungi dari sengatan listrik sampai 20.000 volts.

b

c. Helm c : Untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK melindungi dari sengatan listrik, dan TIDAK melindungi dari bahan-bahan yang merusak (korosif)

c

4. SARUNG TANGAN

Sarung Tangan Proyek adalah sarung tangan yang didesain khusus untuk menahan kemungkinan bahaya-bahaya yang dapat terjadi dalam proyek konstruksi, misalnya bahaya benda-benda tajam, bertekstur kasar, sengatan listrik, bahan kimia, kuman dan lain-lain yang mungkin terjadi.

Contoh jenis Sarung Tangan

a. Metal Mesh. Sarung tangan yang terhadap ujung benda yang tajam dan melindungi tangan dari bahaya terpotong.

b. Leather Gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.

c. Vinyl dan Neoprene Gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun.

d. Rubber Gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik.

e. Padded Cloth Gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang dan kotor.

f. Heat Resistant Gloves, melindungi tangan dari panas dan api.

g. Latex Disposable Gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman.

5. SAFETY SHOES (PELINDUNG KAKI)

Sepatu Safety (Pelindung kaki) merupakan sepatu yang didesain untuk keperluan-keperluan pekerjaan khusus agar pemakai dapat terselamatkan dari bahaya-bahaya seperti benturan, tumpahan/ percikan zat kimia, sengatan listrik, terjepit, terpeleset, dan bahaya lain dengan memperdulikan kenyamanan pengguna.

Contoh jenis Sepatu Shoes (Pelindung Kaki)

a. Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindungi jari kaki dari kejatuhan benda.

b. Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian tuas sampai jari.

c. Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki.

d. Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.

e. PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di tempat becek.

f. Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah.

g. Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus ada dan disediakan oleh kontraktor. Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-bahaya-jatuh

Tentang Pelabuhan Tanjung Perak

Tentang Pelabuhan Tanjung Perak
 114

Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran intersulair Kawasan Timur Indonesia.

Dahulu, Kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barang-barangnya melalui perahu-perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah (pelabuhan pertama pada waktu itu) yang berada di jantung kota Surabaya melalui sungai Kalimas.

Karena perkembangan lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun 1875, Ir.W. de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak agar dapat memberikan kesempatan hepada kapal-kapal samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa bantuan tongkang-tongkang dan perahu-perahu.

Pelabuhan Tanjung Perak Tempo Dulu

Baru pada sepuluh tahun pertama abad ke-20, Ir. WB. Van Goor membuat suatu rencana yang lebih realistik yang menekankan suatu keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus dan G.J. de Jongth untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak.

Setelah tahun 1910, maka pembangunan pelabuhan Tanjung Perak dimulai. Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan untuk menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu. Dengan demikian, maka dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak telah memberikan suatu kontribusi yang cukup besar hagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan yang penting tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi juga diseluruh Kawasan Timur Indonesia.

Letak pelabuhan dilihat dari google map

Pelabuhan Tanjung Perak sekarang

Fungsi Pelabuhan

Adapun fungsi dari pelabuhan itu adalah sebagai gateway atau pintu gerbang dari suatu negara atau daerah dimana pelabuhan tersebut berlokasi. Konsep pelabuhan sebagai gateway ini dapat dikatakan pelabuhan sebagai satu-satunya pintu masuk atau keluarnya barang sebagai komoditi dari / ke suatu negara atau daerah, dalam hal ini pelabuhan memegang peranan sangat penting bagi perekonomian negara atau daerah tersebut. Data UNCTAD menunjukan bahwa sebesar 85 % pangsa muatan transportasi dunia dikapalkan melalui pelabuhan laut.

Pelabuhan sebagai pintu gerbang, maka kapal-kapal asing yang memasuki pelabuhan tersebut terkena peraturan perundang- undangan dari negara atau daerah dimana pelabuhan tersebut berada, seperti : ketentuan-ketentuan bea cukai, imigrasi, karantina, peraturan operasional yang berlaku di pelabuhan bersangkutan (port regulation), prosedur pelayanan kapal, dan prosedur lainnya.

Pelabuhan sebagai titik singgung atau tempat pertemuan dua moda atau sistem transportasi yaitu transportasi laut dan transportasi darat termasuk angkutan sungai ( inland wateways ). Ini berarti pelabuhan harus menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan barang dari kapal ke moda angkutan darat, atau sebaliknya.

Pelabuhan sebagai salah satu mata rantai dari sistem transportasi. Sebagai mata rantai transportasi, pelabuhan tidak terlepas dari mata rantai transportasi lainnya baik dilihat dari kinerja maupun dari segi biaya sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan menentukan tingkat biaya transportasi secara keseluruhan. Dimungkinkan juga sebagai prasarana guna menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri dari daerah yang menjadi hinterland dari pelabuhan.

1. Brain Ware

Merupakan suatu komponen institusi pemerintahan / swasta dan lainnya, yang bertugas untuk membuat, mengorganisasikan, menjalankan, serta mengawasi dari semua peraturan perundangan pelabuhan serta hal lain yang berkenaan didalamnya, dengan tujuan untuk kelancaran, keselamatan, kenyamanan dan keamanan suatu pelayanan demi tercapainya performance pelabuhan yang baik, dengan tujuan memberikan untung kepada negara secara mikro dan makro .
Yang menjadi komponen dalam BRAIN WARE adalah :

  1. ADPEL ( Administrator Pelabuhan ).
  2. PT ( Persero ) Pelabuhan Indonesia II.
  3. NAVIGASI.
  4. Kepabeanan ( Bea & Cukai ).
  5. Perbankan ( Bank ).
  6. Sucofindo.
  7. Karantina kesehatan.
  8. Karantina hewan / tumbuhan.
  9. Imigrasi.
  10. KOPERBAM ( Koperasi Bongkar Muat ) / TKBM ( Tenaga Kerja Bongkar Muat )
  11. KOPANBAPEL ( Koperasi Angkutan Barang Pelabuhan )
  12. Pengamanan Pelabuhan ( Angkatan Laut, Kepolisian / KPPP, KPLP serta semua badan pengamanan lainnya yang bernaung dibawah PFSO / ISPS Code ).

2. User

Yaitu ” Subjek ” dari out put yang dikeluarkan oleh Brain Ware, Hard Ware dan Soft Ware, dimana tujuan utama dari user adalah mencari profit. Selain itu user juga merupakan subjek yang memegang peranan penting dalam melaksanakan fungsi pelabuhan seperti pada konsep industrial entity. Kemajuan user berarti kemajuan suatu pelabuhan, dimana hal ini dapat diciptakan oleh out put yang positif dari 3 komponen lainnya ( Brain, Hard, Soft ).
Contoh user adalah :

  1. Perusahaan Pelayaran / Shipping Company
  2. Perusahaan Bongkar Muat / Stevedooring
  3. Perusahaan Expedisi / Freight Forwader
  4. Perusahaan Pemilik Peti Kemas / Owner
  5. Perusahaan besar / kecil yang mendukung pada hinterland pelabuhan / Owner Cargo.
  6. User yang bersifat tak langsung, dimana dalam skala mikro kehidupan mereka tergantung pada aktivitas dari 4 komponen diatas. Contoh user yang bersifat tidak langsung tersebut adalah, Restaurant, Cofee Shop, Mini Market,dsb.

Jenis Kapal

1. Kapal Perang

2. Kapal Pesiar

3. Kapal Ferry

4. Kapal Tangker

5. Kapal Petikemas

Unsur dari fasilitas dan sarana baik pokok maupun penunjang yang ada di sebuah pelabuhan (pelabhan Tanjung Perak) yang digunakan untuk pelayanan pelabuhan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

1. Fasilitas Pokok

  • Perairan Pelabuhan
  • Anchorage Area (Wilayah Labuh)
  • Kolam Pelabuhan
  • Rambu-rambu laut
  • Stasiun Radio Pantai
  • Break Water/pemecah  gelombang
  • Dermaga
  • Listrik Untuk Penerangan
  • Air Untuk Kapal
  • Tanah

2.Fasilitas / Sarana Penunjang :

  1. Gedung / Perkantoran / Pos Pelayanan dan Keamanan
  2. Pergudangan
  3. Lapangan Penumpukan ( Stock Pile ) untuk Cargo / Peti Kemas
  4. Tank untuk Curah Cair
  5. Silo untuk Semen
  6. Kapal Tunda, Pandu, dan Mooring
  7. Kapal / Boat untuk patroli keamanan dan service
  8. Tools ( Peralatan ), untuk bongkar / muat
  9. Peralatan Komputer dan sejenisnya
  10. Sarana telekomunikasi ( Radio / Telephone )
  11. Dinding dan pintu pelabuhan untuk membatasi wilayah lini I dengan lini II
  12. Instalasi Listrik dan air
  13. Tranportasi untuk orang / barang
  14. Kendaraan Patroli / PMK
  15. Terminal Penumpang
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/pelabuhan-tanjung-perak

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Alat Angkat

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Alat Angkat

 110

Proses pembangunan bangunan sipil (gedung, jalan, jembatan, dll) adalah untuk mewujudkan perencanaan menjadi kenyataan di lapangan. Sehingga produk memenuhi syarat.

  1. Tepat waktu
  2. Tepat biaya
  3. Tepat mutu

Maksud dan Tujuan K3

  • Mencegah, mengurangi bahkan menghilangkan resiko kecelakaan kerja (zero accident).
  • Mencegah terjadinya cacat/kematian pada tenaga kerja.
  • Mencegah kerusakan tempat dan peralatan kerja.
  • Mencegah pencemaran lingkungan dan masyarakat disekitar tempat kerja.
  • Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yg menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja.

Kecelakaan Kerja dan Cara Pencegahannya

—Kecelakaan kerja adalah kejadian yang menimpa seseorang ditempat kerja yang berdampak buruk pada pekerja, pengusaha dan lingkungan tempat kerja.

Penyebab Dasar Kecelakaan

  1. Pengoperasian yang bukan wewenangnya.
  2. Kesalahan pengoperasian
  3. Kesalahan pengamanan
  4. Pengoperasian kecepatan tinggi
  5. Alat pengaman yang tidak beroperasi
  6. Peralatan pengaman yang
  7. Menggunakan peralatan yang tidak tepat
  8. —Menggunakan peralatan yang kurang tepat
  9. Kesalahan menggunakan alat pengaman diri
  10. —Tidak tepat melakukan pekerjaan

—Alat angkat ada 2 jenis yaitu

  1. Tower Crane
  2. Passenger Hoist

Tower Crane

Tower crane adalah alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi. Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang diinginkan.

Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap, yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan.

Sementara itu, untuk kapasitas tower crane tergantung beberapa faktor. Jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya, maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut harus mengikuti ketentuan dan perlu memperhatikan faktor-faktor, antara lain :

  1. Kekuatan angin terhadap alat
  2. Ayunan beban pada saat dipindahkan
  3. Kecepatan pemindahan material
  4. Pengereman mesin dalam pergerakannya

Untuk jib atau boom, merupakan lengan tower crane yang terdiri dari elemen-elemen besi yang tersusun menjadi satu bagian rangka batang. Pemasangan jib harus sesuai dengan keperluan dan persyaratannya, baik dengan panjang yang standar maupun yang mencapai maksimum. Pemasangan jib ini, selanjutnya mempengaruhi terhadapa beban yang diangkat. Untuk tiap panjang jib tertentu, ada batasan beban maksimum.

Selain jib, juga terdapat counter jib yang berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap boom yang terpasang. Counter jib dilengkapi counter weight, yang berfungsi sebagai bebannya.

Untuk hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut arah vertikal. Sedangkan trolley, adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut tower crane arah horisontal. Sedangkan seling merupakan bagian tower crane yang berupa kabel baja dan menjadi bagian hoist. Pemakaian seling bisa diubah-ubah diameternya atau dapat ditambahkan(double-seling), tergantung pada kebutuhan di lapangan.

Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch

Switch beban maksimum : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak terjadinya overload

Switch momen beban :  untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload.

Peralatan K3 yang diperlukan adalah Full Body Hardness yang terdiri dari :

  1. Helm Kerja
  2. Kacamata/Glass Eye
  3. Wearpack
  4. Safety Belt/Sabuk Pengaman
  5. Sepatu

Macam-macam Crane

Passenger Hoist

Passenger Hoist adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan dalam proyek. Fungsi alat ini sebagai alat transfer material maupun pekerja/tukang. Untuk pekerjaan di bangunan yang tinggi.

Macam-macam passenger hoist

Gambar alat-alat K3

Simbol-simbol K3 di Lapangan

Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan

  • Terjatuh
  • Tertimpa benda jatuh
  • Terkena benda-benda
  • Terjepit oleh benda
  • Gerakan melebihi kemampuan
  • Pengaruh suhu tinggi
  • Terkena arus listrik
  • Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi

Penyebab

Hasil analisa menunjukkan bahwa penyebab utama kecelakaan kerja crane ditinjau dari segi manusia yaitu tidak adanya orang yang memberi aba-aba, sedangkan ditinjau dari segi lingkungan kerja yaitu kondisi cuaca pada daerah lokasi kerja crane, dan ditinjau dari segi peralatan yaitu kapasitas beban yang diangkut melebihi kapasitas beban crane.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-alat-angkat