Penyambungan Tiang Pancang

Penyambungan Tiang Pancang

Jenis sambungan tiang pancang beton pracetak dengan tipe struktur monolit hanya dapat digunakan dengan persyaratan sebagai berikut :

  1. Kedua komponen tiang beton pracetak yang akan disambung mempunyai bentuk dan ukuran penampang yang sama
  2. Ujung-ujung komponen yang akan disambung telah disiapkan pada waktu pelaksanaan pembuatan tiang pancang, sesuai dengan spesifikasi yang berlaku
  3. Kedua komponen tiang yang akan disambung mempunyai mutu beton dan baja tulangan yang sama
  4. Kedua komponen tiang yang akan disambung harus dalam keadaan lurus dan tidak bengkok.

Struktur sambungan tiang pancang beton pracetak tipe monolit harus kuat memikul beban dan gaya-gaya, baik dalam arah vertikal maupun lateral akibat :

  1. Beban dan gaya-gaya yang bekerja pada pilar atau kepala jembatan
  2. Pemancangan
  3. Deformasi lateral dan vertikal
  4. Gaya lateral akibat timbunan pada oprit
  5. Gaya gesek negatif.

Syarat bahan

1. Beton

  • Mutu beton yang digunakan untuk tiang pancang beton harus mempunyai kekuatan minimum fc’ = 25 MPa (σ’bk = 300 kgf/cm²), sesuai SNI 03-1974-1990;
  • Setiap pembuatan tiang harus didasarkan kepada rencana campuran dengan menggunakan komponen bahan yang memenuhi ketentuan yang berlaku dan selama pelaksanaan pengecoran beton harus diikuti dengan pengendalian mutu. Untuk perkiraan awal proporsi takaran campuran dapat digunakan tabel dibawah ini

Perkiraan Awal Proporsi Takaran Campuran

2. Baja

  • Baja tulangan untuk sambungan tiang pancang beton pracetak harus mempunyai tegangan leleh minimum 410 MPa (BJ 55), bebas dari korosi dan kotoran yang menempel pada baja;
  • Selubung untuk sambungan tiang dibuat dari baja yang mempunyai tegangan leleh minimum 210 MPa (BJ 34);
  • Untuk menjamin tercapainya mutu baja yang disyaratkan, sebelum digunakan baja harus diuji mutunya sesuai dengan SNI 07-2529-1991.
  • Mutu baja disesuaikan dengan spesifikasi AASHTO M 270-04 yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Sifat Mekanis Baja Struktural

3. Epoksi

Untuk menjamin kuat ikat antara beton dan epoksi serta baja dan epoksi, maka epoksi yang digunakan harus memenuhi ketentuan yang berlaku yaitu :

a. Bahan perekat yang digunakan harus mempunyai daya rekat yang sangat baik dan dapat merekatkan dengan sempurna struktur beton

b. Bahan perekat harus dapat berpenetrasi sampai kedalaman retak yang paling kecil yang terjadi pada struktur dengan sempurna dan untuk itu harus mempunyai suatu kekentalan tertentu seperti disyaratkan pada spesifikasi ini

c. Mempunyai sifat fleksibilitas yang dapat menahan vibrasi yang mungkin terjadi di dalam retakan

d. Tidak boleh menyusut pada waktu mengering

e. Tahan terhadap air hujan, CO2, asam, dan bahan kimia lainnya

f. Persyaratan bahan sesuai dengan AASHTO M 235M sebagai berikut:

  • Viskositas minimum 2,0 Pa.s
  • Waktu pengikatan awal minimum 30 menit
  • Kuat leleh tekan (pada umur 7 hari) minimum 70 MPa
  • Modulus elastisitas tekan minimum 1400 MPa
  • Tegangan tarik (pada umur 7 hari) minimum 50 MPa

g. Sebelum digunakan harus dilakukan pengujian mutu epoksi sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

4. Las

  • Bahan las yang digunakan harus sesuai dengan bahan dasar elemen struktur baja yang akan disambung (seperti BJ 32, BJ 51 atau BJ 52) untuk memastikan bahwa sambungan dapat dipertanggungjawabkan dan merupakan kawat las berselaput hidrogen rendah.
  • Bahan las (kawat las) harus disimpan dalam keadaan kering di dalam tempat yang tertutup. Jika kaleng atau tempat telah dibuka, maka kawat las harus segera digunakan.
  • Pada penyambungan tiang pancang dibutuhkan kawat las yang sesuai agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Elektroda E 60XX digunakan untuk mengelas baja karbon yang mengandung unsur karbon hingga 0,3% (yang termasuk baja ini adalah baja-baja struktur seperti baja-baja profil, baja batangan dan baja pelat). Elektroda E 70XX aplikasinya lebih luas dari seri E 60XX.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/penyambungan-tiang-pancang
Previous
Next Post »