Air Sadah

 Air Sadah

Air merupakan kebutuhan yang sangat utama bagi kehidupan manusia, oleh karena itu jika kebutuhan air belum terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas, maka akan menimbulkan dampak yang besar terhadap aspek kehidupan.

Salah satu parameter dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca+ dan Mg+ dalam air yang biasanya disebut dengan kesadahan air. Kesadahan air tidak berbahaya bagi kesehatan tetapi sangat merugikan karena dapat menyebabkan pemborosan dalam penggunaan sabun karena sabun tidak berbuih, membuat ketel untuk memasak air berkerak, membuat kerusakan pada alat plumbing yang merupakan air panas dan menimbukan adanya kerak pada pipa sehingga mengganggu jalannya air.

Ada beberapa istilah dalam kesadahan air, yaitu :

  1. Kesadahan sementara adalah kesadahan yang disebabkan adanya garam-garam bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2 . Kesadahan sementara ini dapat dengan mudah dieliminir yaitu dengan dipanaskan atau dididihkan sehingga membentuk endapan CaCO3 dan MgCO3 atau  dengan pembubuhan kapur tohor.
  2. Kesadahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida (Cl) dan sulfat (SO42-) dari kalsium dan magnesium. Kesadahan tersebut tidak dapat dihilangkan hanya dengan cara dipanaskan, tetapi dengan cara pertukaran ion. Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu digunakan adalah air sadah atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang  digunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbuih, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap. Berdasar DEPKES RI 1990 batas kesadahan air maksimum adalah 500 mg/l.

Berikut ini adalah cara mengetahui tingkat kesadahan air, metoda yang digunakan adalah titrasi kompleksometri dengan EDTA atau juga dikenal dengan nama komplekson III.

Bahan yang diperlukan untuk pecobaan ini adalah :

  1. Sampel air
  2. EBT ( Evlocrom Black T)
  3. EDTA ( Etthylene Dianine Tetra Accetate)
  4. Amoniak

Alat yang digunakan adalah :

  1. Labu Erlenmeyer
  2. Injektor
  3. Pipet ukur
  4. Gelas Ukur
  5. Sendok Penyu
  6. Tabung ukur 100 ml

Cara pelaksanaan adalah :

  1. Mengambil air 50 ml air sampel dengan gelas ukur, kemudian masukkan labu Erlenmeyer.
  2. Menambahkan 2 pucuk sendok EBT warnanya merah tua.
  3. Titrasi Amoniak 20 tetes .
  4. Titrasi dengan EDTA sampai warna merah tua berubah menjadi biru kehijauan.
  5. Mencatat volume EDTA  yang digunakan (berapa tetes) sampai warna tadi berubah menjadi biru kehijauan, setiap 20 tetes = 1 ml.

Setelah melakukan percobaan seperti diatas masukan hasilnya kerumus sebagai berikut.

Kandungan (Ca++ + Mg++) =  (1000/v ) x v EDTA x (56/100) x f x 0,1

Keterangan :

  1. v              = volume sampel air
  2. v EDTA   = Volume titrasi EDTA
  3. f               = 1,026

Klasifikasi air menurut kesadahannya adalah :

Pengaruh kesadahan pada air yaitu :

  1. Air sukar berbuih
  2. Menimbulkan kerak / karat pada ketel
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-lingkungan/air-sadah
Previous
Next Post »