Metode Sand Pumping untuk Masalah Abrasi Pantai

Metode Sand Pumping untuk Masalah Abrasi Pantai
116

Sand Pumping adalah suatu metode dengan melakukan pengambilan pasir di laut lepas pada kedalaman antara 40 – 50 meter, menggunakan kapal TSHD. Pasir disedot ke dalam lambung kapal berkapasitas kurang lebih 10.000 m3, dalam sekali perjalanan (trip). Pasir tersebut, kemudian dibawa ke lokasi pumping yang sudah siap dengan perpipaan sepanjang 6 km. Dipasang kira-kira 3km di laut dan 3km di pesisir pantai. Setelah itu dihubungkan dengan pipa tersebut, kemudian material pasir disemprotkan pada lokasi pantai yang terkena abrasi. dalam sehari, dapat dilakukan 3 – 4 penyemprotan. Volume pasir untuk keseluruhan proyek diperkirakan sekitar 1 juta m3.

Snapper east outlet

Dalam proses pemasangan pipa hanya terkendala oleh masalah cuaca gelombang laut. Karena semuanya sudah terfabrikasi, jadi tidak ada masalah dengan schedule yang ditetapkan. Untuk kebutuhan material pasir pun tidak masalah. Karena deposit yang tersedia sangat besar. Untuk pantai kuta diperlukan sekitar 896 ribu m3 hanya 1/10 dari deposit pasir yang tersedia disana.

Metode Sand Pumping dilakukan untuk mengatasi masalah abrasi yang terjadi, sehingga garis pantai menjadi menjorok ke darat. Juga, mengakibatkan kerusakan bangunan yang berada di pesisir pantai. Ganris pantai yang semakin menjorok ke darat, diperlukan sand fill untuk mengembalikan posisi garis pantai seperti semula. Volume sand fill yang cukup besar memerlukan metode yang tepat untuk mempercepat waktu pelaksanaan. Untuk menghadapi masalah tersebut, dipilih Sand Fill 896 ribu m3 dalam waktu 896 ribu m3 dalam waktu 36 hari dengan metode sand pumping.

Sand Pumping

Proses pelakasanaan pekerjaan di lapangan diawali dengan review terhadap analisis dampak lingkungan yang sangat mutlak dilakukan, karena hal ini merupakan point awal dalam pelaksanaan proyek agar tidak menimbulkan permasalahan lingkungan dan sosial dikemudian hari.

Langkah berikutnya, adalah perizinan penambangan pasir laut. Dikarenakan daerah pengambilan pasir laut berada 3 mil dari garis pantai, maka proses perizinan tambang untuk galian C jenis pasir laut.

Sebelum pengambilan pasir, terlebih dahulu dilakukan  kegiatan sand investigation untuk mengetahui kualitas pasir, daerah sedimen dan kedalamannya, ketebalan pasir serta kandungan volume pasir. Sand Investigation dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

  • Seismic Survey , yang terdiri dari Tide Observation dan Analysis (untuk mengetahui kondisi ombak dan gelombang di daerah pengambilan pasir)
  • Batymetri of Borrow Area, (untuk mengetahui keadalaman pasir)
  • Sub Bottom Profilling , (untuk mengetahui profil kedalaman laut)
  • Side Scan Sonar, (untuk mengetahui letak pasir dan letak batu karang)
  • Geotecnical Investigation, meliputi Core Sampling (dilakukan dengan metode drop core dan Grab Sample), dalam proyek Bali Beach Conservation untuk mengambil sample pasir dilakukan sejumlah 295 titik) dan sand quality (pengujian kualitas pasir dilakukan di laboraturium berdasarkan hasil core sampling).

Proses berikutnya adalah pemetaan pasir didasarkan dari hasil soil investigation, meliputi core sampling(dilakukan dengan metode drop core dan Grab Sample, dalam proyek Bali Beach Conservation mengambil sample pasir dilakukan sejumlah 295 titik) dan sand quality (pengujian kualitas pasir dilakukan di laboraturium berdasarkan hasil core sampling).

Proses berikutnya adalah pemetaan pasir didasarkan dari hasil sand investigation, dalam pemetaan dicantumkan area pengambilan pasir yang memenuhi spesifikasi, besarnya volume yang bisa diambil dari pemetaan pasir (perhitungan besar volume berdasarkan Terramodel 3D Model) didapat hasil sebagai berikut : Volume Pasir yang terkandung dalam Wilayah borrow area sebesar 3.1 juta m3. Luas Area pengambilan pasir 1,7 juta m2. Volume pasir yang memenuhi syarat sebesar 1,6 juta m3. Volume yang dibutuhklan untuk sanfill 896 ribu m3. Daerah pengambilan dibagi menjadi 2 tempat Blok A dan Blok B (sesuai dengan pertambangan).

Persiapan yang tepat

Proses berikutnya adalah persiapan sand suction dan sand pumping. Pada tahapan pekerjaan ini terdiri dari : pemasangan silt protector yang bertujuan untuk mencegah serta mengurangi kekeruhan air (turbidity) saat pemompaan pasir berlangsung, serta pemasangan Sinker Pipe yang berfungsi sebagai saluran pemompaan dari kapal TSHD ke darat. Sinker Pipe dibagi menjadi tiga jenis :

  1. Floating Pipe (Rubber Pipe) dipasang antara connecting antara kapal dengan pipa.
  2. Welding Pipe sebagai pipa yang ditenggelamkan di dasar laut.
  3. Bolt Joint Pipdipasang di posisi darat.

Persiapan alat berat dilakukan untuk langsung meratakan pasir dari pemompaan pipa, komposisi alat terdiri dari :

  • Buldozer DZ 15  (4 unit)
  • Excavator PC 200 (5 unit)
  • Wheel Loader W250  (2 unit)

Penjadwalan terhadap kapal TSHD harus sangat tepat, terhadap persiapan di darat baik kesiapan pemasangan Silt Protector, Sinker Pipe, alat berat, dan man power yang bekerja 24 jam penuh, karena pihak kapal akan mengklaim, jika ada kesalahan dari pihak penyewa, dan besarnya klaim sangatlah mahal (78 ribu euro/hari atau 1 milyar/hari).

Sand Suction dan Sand Pumping merupakan tahap pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Proses sand suction menggunakan trailing sebanyak 2 unit yang berada di kanan kiri lambung kapal. Dalam tahapan sand suction, pihak kapal terlebih dahulu memetakan letak borrow area ke dalam navigasinya, tidak boleh melewati batas yang diijinkan. Jika sudah di area penambangan pasir trailing di turunkan, dalam hal ini kapal bergerak sambil menghisap pasir.

Sedangkan sand pumping menggunakan sistem pemompaan dari hooper ke darat melalui saluran Sinker Pipe,Hopper yang terisi pasir dipompakan air sehingga pasir dalam kondisi cair, dalam kondisi ini pasir dipompakan.

Pengukuran volume pasir dilakukan dua kali, yaitu : pertama, perhitungan volume di Hopper TSHD sebagai Claim Volume terhadap pihak kapal. Perhitungan volume di Hopper dilakukan dua kali, yaitu :

  • Pertama, perhitungan volume saat Hooper terisi penuh (Full Load) dan perhitungan volume saat kosong (Rest Load) Volume = Full Load – Rest Load.
  • Kedua, Perhitungan volume profil sebagai claim terhadap kontrak. Perhitungan volume dengan data surveyor.

Pada saat proses pemompaan pasir, waktu kerja selama 24 jam penuh, dengan rata-rata pengisian 4 rate per hari, untuk persiapan tenaga kerja diatur 3 shif dengan waktu kerja 8 jam/hari, berlaku juga untuk operator.

Pengisian pasir Proyek Bali Beach Conservation Package IV dimulai tanggal 4 September 2008 dan berakhir tanggal 10 Oktober 2008 (lama pengisian 36 hari), dengan jumlah pengisian pasir 896 ribu m3 (rata-rata pengisian 6.200 m3/rate) dengan 144 kali pengisian.

Pengamatan terhadap lingkungan dilakukan pada saat sebelum, selama dan setelah pemompaan pasir. Pengamatan dilakukan terhadap kekeruhan (turbidity) akibat pemompaan. Sehubungan dengan lokasi proyek berada di area publik, maka selama pemompaan diberikan ristrick area (area terbatas) untuk keamanan pengunjung pantai atau wisatawan agar tidak melintasi/melewati area proyek.

Proyek ini merupakan proyek yang dilaksanakan untuk kepentingan turis. “Rasanya jarang pemerintah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk proyek semacam ini”. Proyek Bali Beach Conservation menghabiskan dana hampir 340 milyar.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/metode-sand-pumping-untuk-masalah-abrasi-pantai

Penggunaan Geotextile Pada Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Penggunaan Geotextile Pada Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Geotextile

Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak.

Beberapa fungi dari geotekstil yaitu:

  1. Untuk perkuatan tanah lunak.
  2. Untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama dan mendukung  beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.
  3. Sebagai lapangan pemisah, penyaring, drainase dan sebagai lapisan pelindung.
Geotextile
Geotextile

Geotextile dapat digunakan sebagai perkuatan timbunan tanah pada kasus:

  1. Timbunan tanah diatas tanah lunak
  2. Timbunan diatas pondasi tiang
  3. Timbunan diatas tanah yang rawan subsidence

Timbunan Tanah Diatas Tanah Lunak

Pada hakekatnya, timbunan diatas tanah lunak merupakan masalah daya dukung. Pertimbangan lain adalah bahwa stabilitas timbunan kritis pada akhir konstruksi. Hal ini dikarenakan permeabilitas tanah lempung lunak yang tidak memungkinkan pengaliran dan konsolidasi pada masa konstruksi. Pada akhir konstruksi, beban telah diterapkan, tetapi tidak ada peningkatan kuat geser tanah akibat konsolidasi.

Sesudah konsolidasi terjadi, peningkatan kuat geser umumnya menghilangkan perlunya perkuatan geotextile untuk menambah stabilitas. Untuk memperoleh peningkatan kuat geser, tinggi timbunan harus sedemikian sehingga pada awal kosntruksi mengakibatkan tegangan vertikal yang melewati tegangan pra-konsolidasinya.

Jadi fungsi geotextile adalah mempertahankan stabilitas sampai tanah lunak terkonsolidasi (kuat geser meningkat berarti) sampai saat dapat memikul beban timbunan itu sendiri.

Keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan geotekstil perkuatan tanah lunak adalah Konstruksi sederhana sehingga mudah untuk dilaksanakan, menghemat waktu pelaksanaan, menghemat biaya konstruksi. Sedangkan kerugian dari penggunaan geotekstil adalah bahwa geotekstil tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan penutupan berupa pasangan batu kali ataupun dengan bahan lainya.

sumber : 
https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/penggunaan-geotextile-pada-perkerasan-lentur-flexible-pavement

Perancangan Campuran Beton Normal


Perancangan beton (beton normal) yang sesuai dengan bahan dasar dan keinginan pembuat, antara lain :

  1. Kuat tekan sesuai dengan yang diisyaratkan
  2. Mudah dikerjakan
  3. Awet
  4. Murah

Cara yang digunakan :

  1. Menurut “road note no. 4”
  2. Menurut “American Concrete Institute”
  3. Menurut cara Inggris “The British Mix Design Method”
  4. Menurut SK SNI 03-xxxx-2002
  5. Menurut cara laboratorium

Perancangan menurut SK SNI 03-xxxx-2002

Langkah-langkah pokok menurut standart ini adalah :

1. Menghitung nilai deviasi standart (S); lihat lampiran I

2. Menghitung nilai tambah ( margin, (m)); lihat Lampiran II

3. Menetapkan kuat tekan beton yang disyaratkan fc’

– fc” disesuaikan dengan perencanaan struktur dan RKS
– kuat tekan minimum diperoleh dari Lampiran IV
– kuat tekan beton langkah a dan b diambil terbesar

4. Kuat tekan rata-rata perlu fcr dihitung dengan rumus : fcr’ = fc’ + m

5. Penetapan jenis semen portland

Pilih semen yang dipakai, semen biasa atau semen yang cepat mengeras, untuk lingkungan yang mengandung sulfat perhatikan lampiran IV

6. Penetapan jenis agregat

Jenis agregat dapat alami atau buatan

7. Penetapan nilai fas

a. fas ditetapkan dengan cara seperti lampiran III

b. fas maksimum diperoleh dari lampiran IV

c. nilai fas dari a dan b diambil terkecil

8. Penetapan nilai slump

penetapan nilai slump dengan cara pada Lampiran V

9. Penetapan besar butir agregat maksimum

butir agregat maks ditentukan dengan cara pada Lampiran VI

10. Jumlah air per meter kubik diperoleh dari Lampiran VI

11. Berat semen yang diperlukan dihitung dengan rumus :
Wsmn = Wair / fas

12. Penetapan jenis agregat halus.

penetapan ini di dasarkan pada Tabel dan Gambar gradasi pasir

13. Porsi agregat halus terhadap agregat campuran.

perbandingan berat agregat halus dan agregat kasar diperoleh dari Lampiran VII.

14. Berat jenis agregat campuran.

dihitung dengan rumus :

Bjcamp = ((kh/100).bjh)+((kk/100).bjk)

15. Perkiraan berat beton.

perkiraan berat beton diperoleh dari Lampiran VIII

16. Dihitung berat agregat campuran.

berat agregat campuran dihitung dengan rumus:

Wagr,camp = Wbtn – Wair – Wsmn

17. Hitung berat agregat halus yang diperlukan, berdasar hasil langkah 13 dan 16.

Wagr,h = kh. Wagr, camp

18. Hitung berat agregat kasar yang diperlukan, berdasar hasil langkah 13 dan 16.

Wagr,h = kh. Wagr, camp

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bahan-bangunan/perancangan-campuran-beton-normal

Pemecah Gelombang

Pemecah Gelombang

15

Pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Selanjutnya dalam bagian ini tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.

Pemecah gelombang sambung pantai

Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dan serangan gelombang. Tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.

Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.

Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan di belakang bangunan.

Penambahan Suplai Pasir di Pantai (Sand Nourishment). Pantai berpasir mempunyai kemampuan perlindungan alami terhadap serangan gelombang dan arus. Perlindungan tersebut berupa kemiringan dasar pantai di daerah nearshore yang menyebabkan gelombang pecah di lepas pantai, dan kemudian energinya dihancurkan selama dalam penjalaran menuju garis pantai di surf zone. Dalam proses pecahnya gelombang tersebut sering terbentuk offshore bar di ujung luar surf zone yang dapat berfungsi sebagai penghalang gelombang yang datang (menyebabkan gelombang pecah).

Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau terdapat kekurangan suplai pasir. Stabilisasi pantai dapat dilakukan dengan penambahan suplay pasir ke daerah tersebut. Apabila pantai mengalami erosi secara terus menerus, maka penambahan pasir tersebut perlu dilakukan secara berkala, dengan laju sama dengan kehilangan pasir yang disebabkan oleh erosi.
Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena terangkut oleh arus sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya groin tersebut, pasir yang ditimbun akan tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam sistem groin. Tetapi perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan groin tersebut dapat menghalangi suplay sedimen ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan permasalahan baru di daerah tersebut.

Memasang karang Buatan
Karang buatan yang dikembangkan pertama kali di Selandia Baru mulai tahun 1996, energi gelombang akan berkurang sampai 70 persen ketika sampai di pantai. Pembangunan konstruksi di bawah laut itu juga memungkinkan tumbuhnya terumbu karang baru.

Pemecah gelombang untuk melindungi kapal dari gelombang

Kubus Beton Tumpuk
Terlepas garis pantai terlindungi atau tidak, upaya menghentikan terjadinya abrasi secara terus menerus perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangannya. Terdapat banyak metode dalam penanggulangan abrasi namun prinsip pokok penanggulangannya adalah memecah gelombang atau meredam energi gelombang yang terjadi.
Untuk mendapatkan type pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap :

  1. Sifat dari pada karakteristik dan tinggi gelombang
  2. Kondisi tanah
  3. Pasang surut Bathimetry dan gradient pantai

Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri, maka type pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah satunya adalah type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa keuntungan seperti :

  1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus Beton memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau sekitar 2,4 ton untuk 1 m3 beton
  2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan. Bentuk kubus memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai keinginan kita. Kadang breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah gelombang namun kita dapat juga menyusunnya hanya untuk mengurangi energi gelombangnya saja dengan bentuk susunan berpori.

Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-daerah yang tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung mulai berat 5 kg – 700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat membantu dan mengurangi biaya pengadaan dan mobilisasinya.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/pemecah-gelombang

Cara memasang Bouwplank

Cara memasang Bouwplank

1

Bouwplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang diperlukan
sesuai dengan hasil pengukuran. Syarat-syarat memasang bouwplank :

  1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
  2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan galian
  3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
  4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.
  5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua)
  6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu bata.

Bentuk hasil pemasangan bouwplank dapat dilihat pada gambar berikut :

Pemasangan Bouwplank
Posisi Bouwplank Terhadap Pondasi Dan Dinding Bata

Pembuatan adukan beton secara manual

Mengaduk beton secara adukan tangan
Campuran beton secara pekerjaan tangan, tidak boleh dicampur lebih dari 0,25 m3 sekaligus.
Pasir, kerikil dan semen diaduk dalam keadaan kering di atas lantai yang bersih, paling sedikit tiga
kali seperti terlihat pada gambar berikut.

Semen dituang di atas pasir lalu diaduk

Sesudah itu dibentuk sebuah kolam di tengah campuran komponen yang masih kering dan
diisi air menurut tabel yang tercantum diatas. Perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak air
mengurangi mutu dan ketahanan beton. Kemudian pencampuran dimuali pada bagian pinggiran
yang kering dengan air di kolam pada pertengahan sampai semua air tercampur dalam campuran
komponen. Sekarang beton dicampur paling sedikit tiga kali lagi sampai adukan menjadi homogen.

Cara mencampur komponen kering dengan komponen basah beton
Kualitas campuran adukan beton ini mempengaruhi kualitas beton selanjutnya.

Mengaduk beton menggunakan mesin molen

Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan dengan
mengubah keringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka pencampuran beton
tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar dalam keadaan miring.
Cara mesin pengaduk beton sederhana sekali (karena diciptakan sebagai alat pengaduk beton)
dan sangat umum, terutama sebagai mesin pengaduk beton yang agak kecil.

Mesin Aduk Beton
Pencampuran

Pemasangan Bekisting

Manfaat : Sebagai konstruksi pembantu/cetakan dalam pembuatan beton sesuai dengan ukuran
yang diharapkan.
Bahan Bekisting
– Papan kayu tebal min 2,5 cm, kayu harus kering dan kuat
– Paku
– Kertas semen atau plastic untuk mencegah agar beton tidak menempel pada bekisting
sehingga bekisting mudah dilepas.
– Kaso-kaso
Pengontrolan terhadap bekisting
– Kedudukan bekisting harus kukuh dan kuat
– periksa posisi tegak dan kerataan dari bekisting yang terpasang
– Periksa ketepatan posisi bekisting terhadap as bangunan (benang bouwplank)
– Periksa skur-skur dan klem-klem pada bekisting
– Tidak diperbolehkan adanya lubang sehingga menimbulkan kebocoran
– Cek apakah bekisting sudah dilapisi oleh kantong semen/plastic atau belum
– Bersihkan bekisting dari kotoran seperti daun, tanah dll

Bekisting Sloof
Bentuk-bentuk Bekisting Kolom

Plesteran Dinding

Membuat plester adalah melapisi pasangan batu bata, baik bagi pasangan batu kali maupun batu
cetak agar permukaan tidak mudah rusak, rapi dan bersih.
Tahapan pelaksanaan plesteran dinding :
a. Dinding yang akan diplester dibasahi terlebih dahulu
b. Membuat adukan untuk plesteran seperti adukan untuk batu bata
c. Membuat kepala plesteran di beberapa tempat dengan jarak 1 – 1,5 m antara satu dengan
yang lainnya dan diratakan memakai batang (bilah) perata.
d. Kemudian permukaan dinding di antara kepala plesteran diplester secara merata dan
diratakan memakai bilah perata.

Plesteran Dinding

Pemasangan Kusen Pintu dan Jendela

Kusen pintu dipasang pada pasangan tembok. Kusen pintu dipasang sebelum dibuat tembok,
tetapi setelah profil-profil dipasang.
Syarat-syarat untuk kusen pintu sebelum dipasang ;
1. Disetel dengan baik dan tidak terpuntir
2. Diberi batang penguat sudut pada kedua sudut atas dan batang penguat datar yang
menghubungkan kedua kakinya agar sudut atas tidak berubah.
3. Sudah diketam halus
4. Sudah dilengkapi dengan angkur baja dan sepatu baja serta papan
5. Sebaiknya sudah dicat dengan meni kayu
Syarat-syarat pemasangan kusen :
1. Dipasang pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan gambar rencana
2. Dipasang tegak/vertical
3. Tidak boleh tertukar bagian luar dan bagian dalam kusen pintu sehingga membukanya
daun-daun pintu akan terbalik
4. Dipasang terjepit kukuh pada pasangan tembok.

Pemasangan Kusen Pintu
Ukuran Bata dan Cara Memotongnya
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bekisting/cara-memasang-bouwplank

Pengertian Bendungan

Pengertian Bendungan
Bendungan Jatiluhur

Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk,danau ,atau tempat rekreasi.Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air kesebuah pembangkit listrik tenaga air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

Fungsi Bendungan :

1. Sebagai pembangkit listrik
Listrik tenaga air adalah sumber utama listrik di dunia.banyak Negara memiliki sungai dengan aliran air yang memadai, yang dapat dibendung.

2. Untuk menstabilkan aliran air /irigasi
Bendungan sering digunakan  untuk mengontrol dan menstabilkan aliran air,untuk pertanian dan irigasi. Bendungan dapat membantu menstabilkan atau mengembalikan tingkat air danau dan laut pedalaman.mereka menyimpan air untuk minum dan digunakan untuk kebutuhan manusia secara langsung

3. Untuk mencegah banjir
Bendungan diciptakan untuk pengendalian banjir.
Contoh: Bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan.

4. Untuk bangunan pengalihan
a.Bendungan juga sering digunakan untuk tujuan hiburan atau sebagai tempat rekreasi.
Contoh: taman rekreasi bendungan karangkates(malang), bendungan solorejo(malang),bendungan palasari di (kota Negara/bali).

Macam-macam Bendungan

Berdasarkan fungsinya

a. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

b. Bendungan pengelak (cofferdam)
Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

c. Bendungan utama (main dam)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.

d. Bendungan sisi ( high level dam )
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.

e. Bendungan di tempat rendah (saddle dam)
Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.

f. Tanggul ( dyke, levee)
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan utama dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali tingginya.

g. Bendungan limbah industri (industrial waste dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang berasal dari industri.

h. Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian pertambangan juga.

Komponen Bendungan

1. Badan bendungan (body of dams)
Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan umumnya memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan listrik yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.

2. Pondasi (foundation)
Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan.

Badan Bendungan
Badan Bendungan

3. Pintu air (gates)
Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air adalah :

a. Daun pintu (gate leaf)
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka , mengatur dan menutup aliran air.

b. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.
Pintu Air
Pintu Air

c. Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.

d. Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
Hoist
Bangunan Pelimpah (Spill Way)
4. Bangunan pelimpah (spill way)
Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan. Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :

a. Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)
Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan alirannya kecil tetapi debit airnya besar.

b. Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge carrier, flood way)
Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air tertinggi di dalam waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air dibuat kecil, maka ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh karena itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan dengan keadaan topografi setempat

c.  Bangunan peredam energy (energy dissipator)
Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air agar tidak merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah hilir bangunan pelimpah.

5. Kanal (canal)
Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

6. Reservoir
Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.

7. Stilling basin
Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.
Kanal
Stilling Basin
8. Katup (kelep, valves)
Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan yang lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan). Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air dengan cara memutar, menggerakkan kea rah melintang atau memenjang di dalam saluran airnya.

9. Drainage gallery
Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/pengertian-bendungan