Pengujian Slump Beton

Pengujian slump beton bertujuan untuk mengetahui kelecakan (consistency) beton segar. Dengan pemeriksaan slump, maka kita dapat memperoleh nilai slump yang dipakai sebagai tolak ukur atau standar kelecakan beton segar.

Arti dari slump beton adalah penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton segar yang diukur segera setelah cetakan uji slump diangkat.
Sedangkan beton segar adalah beton yang bersifat plastis yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar dengan ukuran kurang dari 37,5 mm atau 1½ inchi, semen dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan atau bahan pengisi.

Untuk menguji slump beton terlebih dahulu kita persiapkan alat-alat sebagai berikut :

  1. Cetakan (Kerucut Abram) adalah cetakan yang terbuat dari bahan logam dengan ketebalan 1,15 mm yang tidak lengket dan bereaksi dengan pasta semen. Cetakan harus berbentuk kerucut terpancung dengan diameter dasar 200 mm, diameter atas 100 mm dan tinggi 300 mm. Permukaan dasar dan permukaan atas kerucut harus terbuka dan sejajar satu dengan yang lain serta tegak lurus terhadap sumbu kerucut. Perhatikan gambar dibawah ini (klik kanan, kemudian save image)

    Gambar Kerucut Abram
  2. Tongkat Pemadat adalah tongkat pemadat harus merupakan batang baja yang lurus, penampang lingkaran dengan diameter 16 mm dan panjang sekitar 600 mm, pada ujung batang berbentuk setengah bola berdiameter 16 mm.
  3. Cetok
  4. Mistar pengukur ( penggaris dari baja)
  5. Tatakan untuk dasar cetakan

Setelah kita persiapkan alat-alat tersebut langkah pengujianya sebagai berikut :

  1. basahi cetakan dan letakkan cetakan di atas permukaan yang rata, lembab, dan tidak menyerap air.
  2. Isi corong dengan beton segar. Pengisiaan beton segar dilakukan tiga kali pengisian, pengisian pertama setinggi 60 mm, pengisian kedua 150 mm, dan pengisian ketiga 300 mm.
  3. Padatkan beton segar pada setiap kali pengisian, dengan cara menusuk sebanyak 25 kali dengan tongkat pemadat, usahakan dalam melakukan penusukan secara merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh masuk sampai lapis beton sebelumnya.
  4. Setelah pengisian beton pada lapis ketiga, ratakan hingga rata dengan sisi cetakan dan bersihkan alas sekitar corong dari beton segar yang tercecer.
  5. Setelah itu tungggu sampai 30 detik, kemudian tarik corong ke atas dengan pelan-pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak keatas.
  6. Setelah pengangkatan corong lalu ukur segera penurunan permukaan atas adukan beton dengan mistar pengukur.

    Gambar Penentuan Nilai Slump

Besar penurunan adukan beton tersebut disebut nilai slump, jadi nilai slum adalah selisih tinggi alat slump dengan tinggi beton setelah penurunan. Nilai slum merupakan ukuran keenceran adonan beton. Semakin besar nilai slump berarti semakin encer adonan beton tersebut.

Karena didalam nilai slump tersebut terdapat sifat workability yaitu kemudahan dalam pengerjaan adukan beton, maka semakin besar nilai slump maka akan semakin mudah dalam pengerjaannya. Pada pekerjaan beton umunya nilai slump berkisar antara 75 mm sampai 150 mm.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bahan-bangunan/pengujian-slump-beton

Perencanaan Bangunan Pelengkap

Perencanaan Bangunan Pelengkap

Bangunan pelengkap adalah bangunan yang dibuat sebagai sarana pendukung saluran irigasi. Ada beberapa bangunan pelengkap salah satunya adalah bangunan silang. Bangunan silang terdiri dari beberapa tipe bangunan antara lain :

Gorong-gorong

Gorong-gorong berupa saluran tertutup, dengan peralihan pada bagian masuk dan keluar. Gorong-gorong akan sebanyak mungkin mengikuti kemiringan saluran. Gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka selama bangunan tidak tenggelam. Gorong-gorong mengalir penuh bila lubang keluar tenggelam atau jika air di hulu tinggi dan gorong-gorong panjang. Kehilangan tinggi energi total untuk gorong-gorong tenggelam adalah jumlah kehilangan pada bagian masuk, kehilangan akibat gesekan ditambah lagi kehilangan pada tikungan gorong-gorong.

Standar Gorong-gorong untuk Saluran Kecil

Bangunan Terjun

Bangunan terjun dapat digabung dengan bangunan-bangunan lain seperti boks, gorong-gorong dan jembatan untuk mengurangi biaya secara keseluruhan.

Bangunan Terjun

Talang

Talang atau flum adalah penampang saluran buatan di mana air mengalir dengan permukaan bebas, yang dibuat melintas cekungan, saluran, sungai, jalan atau sepanjang lereng bukit. Bangunan ini dapat didukung dengan pilar atau kontruksi lain. Talang atau flum dan baja dan beton dipakai untuk membawa debit kecil. Untuk saluran-saluran yang lebih besar dipakai talang beton atau baja. Talang-talang itu dilengkapi dengan peralihan masuk dan keluar. Mungkin diperlukan lindungan terhadap gerusan pada jarak-jarak dekat di hilir bangunan, hal ini bergantung pada kecepatan dan sifat-sifat tanah. Tergantung pada kehilangan tinggi energi tersedia serta biaya pelaksanaan, potongan talang direncana dengan luas yang sama dengan luas potongan saluran, hanya dimensinya dibuat sekecil mungkin. Kadang-kadang pada talang direncana bangunan pelimpah kecil guna mengatur muka air dan debit di hilir talang. Bangunan itu dapat dibuat dari beton atau pipa baja.

Talang

Sipon

Sipon dipakai untuk mengalirkan air lewat bawah jalan, melalui sungai atau saluran pembuang yang dalam. Aliran dalam sipon mengikuti prinsip aliran dalam saluran tertutup. Antara saluran dan sipon pada pemasukan dan pengeluaran diperlukan peralihan yang cocok. Kehilangan tinggi energi pada sipon meliputi kehilangan akibat gesekan, dan kehilanganpada tikungan sipon serta kehilangan air pada peralihan masuk dan keluar. Agar sipon dapat berfungsi dengan baik, bangunan ini tidak boleh dimasuki udara. Mulut sipon sebaiknya di bawah permukaan air hulu dan mulut sipon di hulu dan hilir agar dibuat streamlines. Kedalaman air diatas sisi atas sipon (air perapat) dan permukaan air bergantung kepada kemiringan dan ukuran sipon. Sipon dapat dibuat dari baja atau beton bertulang. Sipon harus dipakai hanya untuk membawa aliran saluran yang memotong jalan atau saluran pembuang di mana tidak bisa dipakai gorong-gorong, jembatan atau talang.

Got Miring

Pada medan terjal di mana beda tinggi energi yang besar harus ditanggulangi dalam jarak pendek dan saluran tersier mengikuti kemiringan medan, akan diperlukan got miring. Got niring ini terdiri dari bagian masuk, bagian peralihan, bagian normal dan kolam olak.

Bagian-bagian dalam Got Miring
Kolam Olak Pada Got Miring

Jalan Inspeksi

Layout petak tersier juga mencakup perencanaan jalan inspeksi dan jalan petani. Operasi dan pemeliharaan saluran dan bangunan di dalam petak tersier membutuhkan jalan inspeksi di sepanjang saluran irigasi sampai ke boks bagi yang terletak paling ujung/hilir. Karena kendaraan yang di pakai adalah sepeda atau sepeda motor, maka lebar jalan inspeksi diambil sekitar 1,5 – 2,0 m. Jalan inspeksi untuk saluran tersier dibangun dengan lapisan dasar dan kerikil setebal 0,20 m supaya cukup kuat. Kerikil terbaik untuk pembuatan jalan adalah bahan aluvial alamiah yang dipilih dari sungai yang mengalir di daerah proyek. Jalan inspeksi untuk saluran tersier dapat juga dibangun dengan lapisan dasar dari sirtu dan/atau Lapis Pondasi Agregat Kelas B setebal 0.20 m supaya kuat. Batu-batu bongkah yang terlalu besar atau kerikil bergradasi jelek hendaknya dihindari. Di daerah-daerah datar atau rawa-rawa sebaiknya tinggi jalan diambil 0,3 – 0,5 m di atas tanah di sekelilingnya.

Jalan petani

Lebar jalan petani sebaiknya diambil 1,5 m agar dapat dilewati alat-alat mesin yang mungkin akan digunakan diproyek. Jika pemasukan peralatan mesin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, maka lebar jalan petani sebaiknya diambil 1,0 m. Akan tetapi lebar minimum jembatan orang dianjurkan untuk diambil 1,5 m untuk memenuhi kebutuhan angkutan di masa mendatang. Di daerah-daerah datar atau rawa-rawa, sebaiknya tinggi jalan diambil 0,5 m di atas tanah di sekelilingnya. Jalan-jalan ini direncana bersama-sama dengan perencanaan saluran kuarter. Penggunaan jalan petani dan ukurannya disesuaikan dengan keinginan petani setempat.

Jembatan

Jembatan dipakai hanya apabila tinggi energi yang tersedia terbatas. Kriteria perencanaan berikut dianjurkan untuk jembatan:

  • Jembatan tidak boleh mengganggu aliran air saluran atau pembuang di dekatnya
  • Pelat beton bertulang sebaiknya dibuat dari beton Mutu K 175 (tegangan lentur rencana 40 kg/cm2).
  • Jika dasar saluran irigasi atau pembuang tidak diberi pasangan, maka kedalaman pangkal pondasi (abutment) sebaiknya diambil berturut-turut minimum 0,75 m dan 1,0 m di bawah dasar saluran.
  • Pembebanan jembatan untuk petani dan jalan inspeksi adalah jalan Kelas IV dan peraturan pembebanan Bina Marga (No. 12/1970).
  • Untuk jembatan-jembatan kecil, daya dukung maksimum pondasi tidak boleh lebih dan 2 kg/cm2.
Jembatan Pada Jalan Petani dan Jalan Inspeksi
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/perencanaan-bangunan-pelengkap

Gambar Bagian Bendung

Gambar Bagian Bendung
 1

Tipe-tipe Tata Letak Bendung Saringan Bawah
Geometri Bangunan Pengambilan

Tipe Pintu Pengambilan

Pangkal Bendung
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/gambar-bagian-bendung

Definisi Proyek

Definisi Proyek

 definisi proyek 1

Proyek adalah komplek, tidak rutin, usahanya dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber daya dan spesifikasi kinerja yang di sign untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Tujuan manajemen Proyek :

  1. Tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan (Proyek-proyek yang berorientasi keuntungan terkait dengan perusahaan, jasa dan properti)
  2. Bersifat sosial benefit. (Proyek-proyek yang bergerak pada sektor publik atau pemerintahan)

berdasarkan tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa manajer proyek harus mempertimbangkan kapan proyek dimulai   dan kapan proyek dapat diakhiri dalam penjadwalan waktu yang tepat, sehingga proyek akan mempunyai nilai tambah (value added) dan nilai guna (value in use)

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proyek :

  1. Misi Proyek

Berupa penentuan tujuan utama proyek dan menentukan arahan serta aturan umum yang akan digunakan dalam operasionalisasi proyek.

Tujuan :

Memberikan penjelasan kepada seluruh tim anggota proyek yang terlibat dalam operasional proyek

  1. Dukungan Top Manajemen

Berupa kesediaan untuk menyediakan sumber daya dan wewenang demi kesuksesan proyek, karena top manajemen berperan sebagai tutor dan fasilitator dalam mengimplementasikan rencana terhadap tujuan organisasi.

Tujuan

Top manajemen mempunyai komitmen terhadap kesuksesan proyek

  1. Rencana Proyek

Penjadwalan dan rencana kerja yang berupa uraian rincian tentang spesifikasi keahlian tenaga kerja yang dibutuhkan serta rencana kerja rinci dari tahap ke tahap dalam operasional proyek

Tujuan

  • Untuk menjamin proyek dapat terlaksana dengan efektif
  • Sebagai alat ukur kemajuan operasionalisasi proyek
  • Untuk mengetahui unsur kelayakan secara teknis maupun ekonomis
  1. Konsultasi dengan pelanggan

Memberikan gambaran hasil yang dibutuhkan oleh pelanggan yang akan menjadi pemakai hasil proyek

Tujuan

Untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan proyek

  1. Pelaksana

Merupakan suatu peran yang menentukan keberhasilan suatu proyek

Tujuan

Untuk melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga kerja sesuai dengan keterampilan pelaksanaan proyek

  1. Tugas-tugas teknis

Ketersediaan peralatan, teknologi, dan keahlian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek

Tujuan

  • Menyediakan tenaga operasionalisasi proyek sesuai dengan kebutuhan
  • Memanfaatkan peralatan teknologi dan keterampilan dalam menjalankan pekerjaan
  1. Kepercayaan Pelanggan

Merupakan kesediaan menerima terhadap hasil kerja proyek

Tujuan

  • Pelanggan akan menerima hasil pekerjaan proyek
  • Menjaga tingkat intensitas hubungan pelaksana proyek dengan pemakai
  1. Pengawasan dan umpan balik

Merupakan pengawasan menyeluruh terhadap seluruh aktifitas disetiap tahapan proyek dalam operasionalisasi proyek

Tujuan

  • Sebagai pembanding antara realisasi dengan rencana
  • Pemimpin proyek agar memiliki kemampuan untuk mengantisipasi masalah
  • Untuk menjaga penilaian pelaksanaan dan memastikan tidak ada satupun pekerjaan yang tertinggal
  1. Komunikasi

Interaksi informasi dan data terkini untuk seluruh pelaku dalam operasional proyek

Tujuan

  • Untuk memfasilitasi masing-masing variabel  penentu kesuksesan proyek
  • Untuk memberikan informasi yang terbaru antara pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
  1. Pemecahan Masalah

Kemampuan untuk menangani keadaan kritis yang tidak diharapkan

Tujuan

  • Agar mampu mengendalikan jika terjadi penyimpangan dan yang direncanakan
  • Perlunya mekanisme pemecahan masalah yang ditetapkan dalam rencana operasional proyek.
  • Untuk mempermudah manajer proyek dalam mengatasi masalah dan mengatasi masalah potensial yang timbul

Faktor-faktor penentu keberhasilan proyek

  1. Teknologi

Teknologi merupakan bagian dari proyek yang mempunyai dampak besar pada kesuksesan proyek. Teknologi yang digunakan manajemen atau tim proyek antara lain :

  • Mengukur kemajuan proyek
  • Mempunyai ide-ide umum dari teknologi yang dapat mewujudkan sesuatu yang diharapkan
  • Tidak menjadi halangan ketika langkah dan perkembangannya lambat
  1. Organisasi

Faktor-faktor organisasional yang berdampak pada kelangsungan hidup proyek. Faktor-faktor organisasional yang dimaksud diantaranya adalah :

a. Internal competition

Untuk memberikan motivasi tim proyek dan juga sumber daya yang berkualitas

b. Managemen support and the Company’s market strategi

Berperan sebagai penyedia sumber daya, pengarah pelaksanaan proyek dan fasilitator dalam mengimplementasikan tujuan organisasi

  1. Kekuatan-kekuatan Pasar

Persaingan perusahaan di dalam pasar berpengaruh kuat pada kelangsungan proyek baru maupun proyek yang akan datang

  1. Perencanaan

Merupakan faktor penting dari kegagalan dan kesuksesan proyek

Kegunaan :

  • Mengurangi resiko dan meningkatkan kualitas
  • Sebagai dasar perencanaan dan pengorganisasian yang lebih efektif dari pengalaman tim proyek
  1. Tim Proyek

Kemampuan tim dalam melaksanakan kinerja dalam sebuah tim yang akan memiliki komitmen dan spesifikasi sesuai dengan persyaratan yang diperlukan proyek

Tujuan :

  • Memberikan komitmen
  • Antusias
  • Melakukan koordinasi
  • Menyelesaikan konflik yang timbul
  1. Faktor Ekonomi

Merupakan frekuensi perputaran investasi yang dapat menunjukkan kesuksesan dan kegagalan sebuah proyek

Tujuan :

  • Agar proyek mampu mengembalikan invertasi dengan cepat, sedang atau gagal
  • Perusahaan membuat ukuran baku berkaitan dengan kondisi finansial (pendapatan)
  • Melakukan evaluasi setiap akhir proyek
  1. Lain-lain

Faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kesuksesan dan kegagalan dalam sebuat proyek

Contoh :

  • Peraturan pemerintah yang baru
  • Masalah-masalah yang berkaitan dengan hak paten kepemilikan
  • Pengaruh lingkungan baru.

Metodologi manajemen proyek

Merupakan sebuah model untuk menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan operasionalisasi proyek.

Kesuksesan proyek ini didukung dengan 3 variabel yaitu :

  1. implementataion process

Kesuksesan operasionalisasi proyek diukur dengan menggunakan variabel

  • Jadwal
  • Anggaran
  • Kepuasan pelanggan
  1. perceived value of project

Persepsi manfaat proyek diukur dengan menggunakan variabel

  • Pemecahan masalah bagi pelanggan
  • Peningkatan pengambilan keputusan
  • Pengaruh positif
  • Peningkatan aktivitas
  1. client statisfaction

Kepuasan pelanggan diukur dengan variabel

  • Pelaksanaan proyek
  • Penggunaan oleh pelanggan
  • Manfaat pelanggan
DIAGRAM METODE MANAJEMEN PROYEK
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/definisi-proyek

Administrasi Kontrak dan Keuangan

Administrasi Kontrak dan Keuangan

 Administrasi Kontrak dan Keuangan

Setelah proses pembentukan kontrak selesai menjadi dokumen kontrak, selanjutnya perlu mengelola eksekusi kontrak secara komersial, teknis dan administratif. Di kantor pusat, melalui perencanaan dan pengendalian yang matang kontraktor mengorganisir tenaga ahli dan spesialis untuk mengerjakan desain engineering terinci, pembelian dan subkontrak, sedangkan di lokasi proyek dilakukan persiapan mobilisasi tenaga kerja dan mendirikan fasilitas sementara. Pihak pemilik mulai melengkapi tim proyek dengan personil dan perangkat lain untuk mengelola proyek. Proses pengelolaan administrasi kontrak merupakan interaksi pihak pemilik dengan kontraktor yang meliputi kegiatan :

  1. Mengkaji kelengkapan dokumen yang diisyaratkan
  2. Prosedur komunikasi, surat-menyurat, dan sistem arsip
  3. Pengelolaan pembayaran
  4. Change order dan back charge
  5. Klaim
  6. Pengelolaan

Dokumen yang diisyaratkan

Dokumen yang diisyaratkan harus disiapkan kontraktor (jika perlu disetujui oleh pemilik) dalam dokumen kontrak antara lain:

  1. Tanda jaminan
  2. Jaminan lelang
  3. Jaminan kinerja
  4. Jaminan peralatan
  5. Jaminan pembayaran
  6. Jaminan subkontraktor
  7. Sertifikat asuransi
  8. Asuransi builder all risk
  9. Asuransi transit
  10. Asuransi comprehensive general liability, umumnya dalam kontrak disebutkan

Surat menyurat dan sistem arsip

Sistem pencatatan dan arsip kontrak yang baik dan lengkap memudahkan pencarian kembali, sehingga membantu kelancaran operasional pelaksanaan kontrak dalam hal :

  1. Memantau dan menjaga dipenuhinya pasal-pasal kontrak oleh kedua belah pihak penanda tangan kontrak
  2. Mengetahui apa yang telah dikerjakan di masa lalu
  3. Audit pelaksanaan kontrak sewaktu akhir proyek
  4. Melakukan progress payment, change order, dan back charge
  5. Melakukan korespondensi

Catatan dan arsip kontrak umumnya dikelompokkan menjadi

1. Masa perencanaan dan pembentukan

  • Perencanaan strategi dan jadwal kontrak
  • Prakualifikasi peserta lelang
  • Kerangka acuan dan garis besar lingkup proyek
  • Rancangan kontrak
  • RFP atau dokumen lelang
  • Dokumen proposal peserta lelang
  • Hasil evaluasi proposal
  • Catatan-catatan negosiasi dan penentuan pemenang
  • Dokumen kontrak asli termasuk adendum bila ada
  • Letter of intent

2. Masa eksekusi kontrak, yang penting disini :

  • Dokumen evaluasi status kemajuan pekerjaan
  • Invoice atau faktur dan catatan lain untuk pembayaran berkala
  • Pembayaran butir-butir reimbursable
  • Pengajuan change order
  • Dokumen evaluasi dan persetujuan change
  • Pembayaran change order
  • Dokumen pembayaran back order
  • Dokumen pembayaran serta evaluasi klaim
  • Pembayaran dan sertifikat asuransi
  • Proses dan hasil atau penemuan audit

3. Korespondensi, otorisasi, dan laporan berkala; mengatur hal mengenai surat menyurat seperti format, alamat, laporan berkala, kemajuan proyek (mingguan, bulanan, dll) dan sistem penyimpanan arsip

4. Dokumen keuangan khususnya dana pinjaman seperti prosedur realisasi sampai masalah pembayaran kembali dan laporan penutupan. Biasanya diatur terpisah dari administrasi umum.

Pengelolaan Pembayaran

Perlu memperhatikan keinginan para pihak

  1. Kontraktor tidak akan melakukan pre financing pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya sesuai kontrak (tanpa ada pengaturan khusus mengenai masalah itu, seperti bunga dll)
  2. Pemilik hanya akan membayar pekerjaan yang telah selesai pada waktu ditagih, berarti membayar sesuai kinerja

Ada beberapa cara perhitungan pembayaran

1. Biaya yang sesungguhnya telah dikeluarkan

2. Kurun waktu tertentu secara periodic

3. Kemajuan pekerjaan dan kinerja yang telah dicapai

  • Metoda milestone adalah pembayaran dikaitkan dengan milestone siklus proyek, sedangkan jumlahnya diperhitungkan dengan kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai yang bersangkutan dinyatakan sebagai persentase dari total kontrak
  • Metoda milestone dengan persentase penyelesaian; disamping dikaitkan dengan milestone, juga dikaitkan dengan volume pekerjaan

4. Pembayaran berdasarkan perkiraan pengeluaran bulan yang akan datang

Arus Pembayaran Berkala

Change order

Change order adalah perubahan lingkup proyek setelah kontrak ditandatangani. Hal ini tidak dapat dihindari, maka harus dikelola dengan baik karena penambahan mesti meningkatkan biaya. Timbulnya change order bisa jadi dari pemilik, kontraktor atau subkontraktor. Beberapa penyebab perubahan lingkup

  1. Ada informasi baru tentang spesifikasi atau kriteria desain engineering. Pemilik ingin memasukkan kemajuan teknologi itu
  2. Diminta oleh calon organisasi operasi pada saat akhir proyek sewaktu prakomisi
  3. Perubahan karena terungkapnya kondisi yang berbeda dengan hasil pengkajian terdahulu
  4. Kurang jelasnya pasal-pasal kontrak, sehingga menimbulkan interpretasi yang berlainan antara kontraktor dan pemilik
  5. Keinginan mempercepat jadwal

Proses change order

  1. Evaluasi mendalam tentang perlunya perubahan lingkup
  2. Mengkaji dampak yang diakibatkan oleh adanya perubahan lingkup
  3. Mengajukan persetujuan kepada pimpinan proyek bila perubahannya cukup besar
  4. Melakukan tindak lanjut berupa pengawasan dan laporan khusus untuk meyakinkan bahwa perubahan lingkup kerja telah dijalankan sebaik-baiknya

Perlu juga diperhatikan, makin jauh kemajuan proyek maka makin besar dampak dari perubahan lingkup. Terkadang karena kondisi tertentu, kontraktor tidak mengerjakan sebagian porsi pekerjaan yang telah tercantum dalam kontrak. Maka pemilik mengerjakan sendiri atau menunjukkan pihak ketiga, sedang biayanya dibebankan kepada kontraktor, ini disebut sebagai back change

Klaim

Merupakan permintaan atau tuntutan kompensasi uang atau biaya atau jadwal diluar kontrak. Penyebab timbulnya klaim

  1. Material atau peralatan yang cacat
  2. Keadaan lahan diluar perkiraan dan hasil test kurang akurat
  3. Perubahan peraturan yang tidak diduga
  4. Pasal-pasal kontrak yang kurang lengkap dan kurang jelas

Proses menangani klaim

  1. Pencarian fakta yang sesungguhnya telah terjadi
  2. Pengkajian hubungan klaim dengan kontrak
  3. Perkiraan biaya kompensasi
  4. Negosiasi

Pengelolaan keuangan proyek

1. Proyeksi keperluan dana

Faktor yang perlu diperhatikan :

  • Pembayaran material dan peralatan, sesuai dengan ikatan (PO) yang telah ditandatangani
  • Pembayaran periodik kepada kontraktor dan konsultan
  • Pembayaran langsung untuk tenaga kerja/supervisor proyek
  • Kontijensi

2. Meletakkan dasar sistem akuntansi proyek

Faktor yang perlu diperhatikan kebutuhan sepanjang siklus biaya :

  • Untuk mengidentifikasi dan membedakan kegiatan satu dengan yang lain dalam proses perencanaan desain engineering, pengadaan dan konstruksi
  • Pelaporan dan pengendalian kegiatan kantor pusat dan lapangan, seperti engineering (per disiplin) dan konstruksi (per macam pekerjaan)
  • Kegiatan pengadaan sesuai klasifikasi peralatan dan material
  • Pengaturan arsip dan korespondensi
  • Untuk catatan aset pada akhir proyek

Pengadaan pengkodean harus berorientasi untuk pengendalian. Tapi jangan sampai mengubah sistem kode biaya yang sudah ada. Format dan tata letak kode identifikasi yang baik harus dapat memberi informasi maksimal pada tempat minimal dengan beberapa atribut

  • Fungsi; menjelaskan fungsi yang diwakili
  • Area; identifikasi area yang akan dikerjakan
  • Disiplin; menjelaskan macam disiplin pekerjaan
  • Dokumen; nomor dokumen yang berkaitan
  • Macam biaya; menjelaskan macam biaya

3. Operasi keuangan

Menyangkut beberapa hal seperti administrasi dana pinjaman; mengelola pembayaran; pengendalian cash flow.

Operasi keuangan terdiri dari

  • Operasi keuangan yang berkaitan dengan penggunaan dana pinjaman dan/atau dari perusahaan induk
  • Administrasi keuangan yang berkaitan dengan pembayaran atas pekerjaan yang sedang berjalan
  • Pengendalian dana/cash flow, agar jumlah dana yang telah ditentukan tidak dilampaui. Aliran dana dapat diperlakukan sebagai aliran kas atau diperhitungkan nilai tukar

4. Laporan penutupan keuangan membuat “catatan asset”

Jalan keluar untuk mengatasi kesulitan mencatat asset

  • Pengelompokkan biaya pada daftar milik tetap memakai standar perusahaan induk
  • Pengelompokkan biaya pada proyek tetap dititikberatkan untuk pengawasan dan pengendalian proyek
  • Pada akhir proyek, pengelompokkan biaya pada proyek dijabarkan dalam pengelompokkan daftar milik yang standar

5. Menyiapkan data dan pembukuan milik yang standar

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/administrasi-kontrak-dan-keuangan

Penggunaan Jasa Konsultasi

Penggunaan Jasa Konsultasi

 Penggunaan Jasa Konsultasi

Dalam pelaksanaan proyek terkadang diperlukan jasa konsultan untuk menangani beberapa permasalahan. Hal ini biasanya karena pertimbangan efisiensi, ekonomi, dan integritas hasilnya dan terjadi karena umumnya lembaga atau perusahaan (kecuali yang khusus bergerak di bidang konsultasi), tidak melengkapi diri dalam menangani masalah spesifik yang tidak rutin terjadi dalam perusahaan.

Jasa konsultasi ini harus dipilih berdasarkan beberapa analisis dan pertimbangan seperti manfaat, lingkup kerja, serta monitoring yang diinginkan perusahaan. Dalam lingkungan usaha industri, jasa konsultasi biasa digunakan dalam menyiapkan paket kerja, survey, studi dan penelitian, bantuan manjemen, progam pelatihan, pengendalian mutu, prakomisi, uji coba, start up, administrasi, perijinan, hukum, pengadaan dana, dll

Konsultan professional menurut H.L. Shenson (1990) adalah perseorangan atau perusahaan yang memiliki keahlian, kecakapan, dan bakat khusus dan tersedia bagi yang memerlukan (klien), dengan imbalan sejumpah upah. Konsultan professional memberi nasehat dan seringkali membantu melaksanakan nasehat tersebut dengan dan untuk klien.

Ketika memilih konsultan, hendaknya memperhatikan apakah konsultan tersebut sudah memenuhi syarat minimal berikut :

  • Mampu menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh (comprehensive)
  • Didasarkan atas kenyataan
  • Adanya keterkaitan (relevansi) terhadap permasalahan
  • Memiliki kecakapan melihat ke depan
  • Menguasai perbendaharaan bahasa yang diperlukan
  • Bersifat ulet
  • Kreatif

Ada beberapa bentuk usaha konsultasi yang tersedia :

  • Konsultan perseorangan
  • Perusahaan konsultan
Proses Pengadaan Konsultan

Rangkaian kegiatan proses pengadaan konsultan dalam penyelenggaraan proyek :

Membuat kerangka acuan TOR (Term of Reference)

TOR merupakan rumusan tujuan dan lingkup kerja konsultasi dalam bentuk yang bersifat garis besar. Fungsi TOR adalah

  1. Menjelaskan ruang lingkup jasa konsultasi yang akan dilelang
  2. Sumber acuan bagi konsultan yang diundang mengikuti lelang
  3. Memberi informasi tentang keahlian yang diperlukan
  4. Memberi informasi tentang jadwal dan lingkup laporan
  5. Acuan dalam evaluasi proposal klarifikasi dan negosiasi dengan calon konsultan pemenang
  6. Dasar pembuatan kontrak dan evaluasi hasil kerja konsultan

Format dan rangkuman permasalahan TOR adalah

  1. Latar belakang adalah bila lingkup konsultasi merupakan bagian dari kegiatan proyek, maka TOR menggambarkan garis besar proyek, antara lain tentang tujuan proyek, lokasi, sumber pendanaan, organisasi pelaksana, dan organsasi yang terkait
  2. Tujuan dan keluaran setidaknya berisi pernyataan umum tujuan konsultasi dan dibuat daftar pokok keluaran yang diinginkan, peralatan dan material yang harus disediakan, jenis keahlian yang diperlukan, serta jenis dan jadwal laporan. Ini memungkinkan membuat perkiraan jumlah bulan – orang untuk kegiatan konsultasi.
  3. Lingkup jasa konsultasi; kegiatan utama yang dilakukan, kerjasama dengan pihak bersangkutan, data dan informasi yang harus diperoleh.
  4. Data dan fasilitas yang diberikan oleh pemilik proyek; meliputi data-data teknis, operasi dan keuangan waktu lalu sampai saat ini, studi yang pernah dilakukan, dan peraturan yang harus diikuti. Fasilitas menyangkut transportasi, ruang kantor dan partner yang akan disediakan oleh pemilik proyek.

Menyusun program kerja dan anggaran

Anggaran biaya dikenal sebagai HPS (harga perhitungan sendiri), yang dipakai sebagai patokan dalam menilai proposal. Disini penyusun anggaran harus memiliki pengetahuan tentang skala dan jangkauan jasa konsultasi yang akan diadakan. Program kerja mempermudah menyusun keperluan sumber daya yang akan dikonversi menjadi anggaran biaya. Dalam anggaran biaya dibutuhkan uraian kegiatan site survey menjadi komponen pekerjaan yang disusun dalam bagan balok kemudian diperoleh gambaran anggaran untuk alat, tenaga ahli, maupun tenaga kerja.

Biaya tenaga ahli :

  1. Biaya upah dasar tenaga ahli adalah upah bulanan kepada tenaga ahli dari perusahaan konsultan tempat mereka bergabung
  2. Jaminan dan kompensasi adalah tambahan pendapatan atas upah dasar, seperti jaminan kesehatan, uang cuti, pensiun, gaji bulan ke 13
  3. Overhead dan biaya administrasi adalah biaya yang digunakan oleh perusahaan konsultan untuk memutar roda usahanya seperti biaya pemasaran, sewa kantor, telekomunikasi, utilitas, administrasi, dan staf pendukung kantor pusat
  4. Fee adalah unsur biaya yang dibebankan kepada pemakai jasa sebagai laba konsultan.

Biaya yang dikeluarkan dalam program konsultasi sebaiknya dikategorikan sebagai unsur biaya yang ditagih kembali dan tidak dimasukkan dalam man – month rate. Dalam menghitung total biaya konsultasi perlu diperhatikan alokasi untuk kontijensi dan eskalasi. Kontijensi merupakan biaya cadangan untuk menutup pengeluran yang belum diidentifikasi sebelumnya tapi kemudian tidak dapat dihindari. Eskalasi untuk menutup tambahan biaya yang disebabkan oleh kenaikan harga barang dan jasa, eskalasi umumnya disediakan untuk kontrak jangka panjang (> 1 tahun)

Menyusun kriteria seleksi

Menjadi tolak ukur untuk menentukan pemenang dan peringkat perusahaan lelang. Kriteria seleksi ada dua yaitu kriteria untuk prakualifikasi dan mengevaluasi proposal.

Kriteria seleksi untuk prakualifikasi menyangkut masalah manajemen dan kesiapan konsultan ikut lelang antara lain :

  1. Pengalaman keberhasilan menangani proyek sejenis
  2. Pernah menangani pekerjaan dengan volume setara yang dinyatakan dalam biaya atau jam – orang
  3. Pernah bekerja di negara atau regional yang bersangkutan
  4. Indikasi tersedianya tenaga ahli pada waktu diperlukan
  5. Kondisi keuangan perusahaan

Kriteria seleksi untuk mengevaluasi proposal :

  1. Aspek teknis dan manajemen
  2. Aspek harga atau komersial menyangkut biaya tenaga ahli ditambah kontijensi dan eskalasi

Menyiapkan paket lelang

Dalam paket lelang diperlukan beberapa dokumen. Ada 3 rancangan kontrak yaitu

  1. Kontrak berdasarkan lama waktu terpakai (time – base) atau dikenal juga sebagai man – month contract”. Pembayarannya berdasarkan jumlah waktu sesungguhnya yang telah dipakai konsultan dalam melaksanakan tugasnya. Harga per satuan unit (dinyatakan dalam jam – orang, minggu – orang, atau bulan – orang) disetujui bersama sebelum dicantumkan kontrak
  2. Kontrak cost – plus
  3. Kontrak lump – sum

Pada dasarnya kontrak jasa konsultasi terdiri dari 4 bagian

  1. Lingkup pelayanan konsultasi, berisi lingkup pekerjaan, tanggal dimulai dan diakhiri kontrak. Serta mencatumkan tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak penanda tangan kontrak, serta langkah yang harus diikuti dalam hal memulai, mengubah, memodifikasi, dan menghentikan kontrak. Juga memuat pengaturan perihal asuransi, arbitrasi, bahasa yang dipakai, dan ketentuan hukum yang diberlakukan, Juga TOR
  2. Personil dan tenaga ahli
  3. Pembayaran; paling tidak memuat syarat pembayaran, jumlah harga/pembayaran, kapan dan cara perhitungan, serta tata cara penagihan. Juga tentang unit biaya langsung personil dan non personil, untuk kemungkinan perpanjangan kontrak atau perubahan lingkup kerja.
  4. Provinsi lain; tentang ketentuan yang belum ada dalam bagian lain. Seperti tanggung jawab profesi terhadap hasil kerja yang telah dilakukan, asuransi, pemecahan bila timbul perselisihan.

Proses seleksi dan pembentukan kontrak

Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemilik proyek dengan satu atau lebih konsultan menuju arah terjalinnya ikatan kerja atau kontrak. Pengadaan konsultan ada dua :

  1. Pelelangan terbuka yaitu diikuti oleh banyak konsultan, umumnya melewati tahap prakualifikasi, sebelum diberikan paket lelang. Pada kondisi tertentu diadakan penunjukkan langsung setelah meneliti beberapa konsultan (dalam jumlah amat terbatas) mengenai kemampuannya dalam daftar rekanan mampu
  2. Penunjukkan langsung

Langkah menerima dan mengkaji proposal

  1. Menerima paket proposal dalam sampul tertutup, lalu meneliti mengenai prosedur, kelengkapan, dan keabsahan syarat administrasi yang diadakan seperti jaminan lelang.
  2. Pembukaan sampul berisi proposal teknis, kemudian dilakukan penilaian aspek teknik dan manajemen pengadaan dengan memakai kriteria seleksi. Hasil penilaian menunjukkan peringkat peserta yang memenuhi syarat teknik dan manajemen. Proposal yang tidak memenuhi syarat teknik dan manejemen dikembalikan dengan proposal harga (yang masih dalam amplop tertutup)
  3. Pembukaan sampul berisi proposal harga yang dimulai dari peringkat pertama hasil penilaian aspek teknik dan manajemen. Jika dari penelitian dan negosiasi harga yang diajukan tidak melebihi anggaran (HPS), maka peserta itu ditetapkan sebagai pemenang lelang. Jika sampai semua peserta yang lolos penilaian aspek T&M tidak diperoleh konsultan yang menawarkan harga yang dibawah HPS, maka lelang diulang

Sebelum penandatanganan kontrak dengan pemenang lelang, panitia pengadaan klarifikasi dan konfirmasi akhir dengan calon pemenang terhadap pasal-pasal yang tercantum dalam rancangan kontrak. Agenda klarifikasi :

  1. Konfirmasi lingkup pengertian kegiatan, program kerja, serta jadwal penugasan personil
  2. Konfirmasi akan tersedianya fasilitas yang akan diberikan oleh pemilik proyek
  3. Penegasan berbagai aspel finansial
  4. Meneliti pasal rancangan kontrak apakah masih ada hal-hal yang membutuhkan penjelasan atau modifikasi
  5. Apakah akan diterbitkan letter of intent untuk memulai pekerjaan sebelum kontrak dinyatakan efektif
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/penggunaan-jasa-konsultasi